Menteri
ESDM Darwin Zahedy Salah dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII yang dipimpin
Teuku Riefky Harsya, tadi malam, mengemukakan, usulan angka ICP sebesar US$ 95
per barel, tidak semata-mata berdasarkan taksiran estimasi harga dari berbagai
sumber seperti Reuters dan OPEC, tetapi juga berkaitan dengan manajemen alokasi
anggaran.
Sedangkan
produksi atau lifting sebesar 945.000
barel per hari, didasarkan pada estimasi BPMIGAS sebagai penanggung jawab
operasi KKKS. Berdasarkan laporan BPMIGAS, lanjutnya, diketahui bahwa penurunan
produksi minyak Indonesia disebabkan beberapa hal, di samping kecenderungan
penurunan alamiah dari sumur-sumur.
Pemerintah
optimis target produksi atau lifting pada
RAPBN-P 2011 sebesar 945.000 dapat tercapai. Namun tentu saja, hal itu tidak
dapat dicapai dengan mudah karena harus dilakukan terobosan-terobosan agar
kendala di lapangan dapat teratasi.
â€ÂTerutama
berkaitan dengan tumpang tindih lahan dan perijinan yang ada di daerah,â€Â
tambahnya.
Komisi
VII dan Kementerian ESDM juga menyepakati menambahjatah kuota BBM bersubsidi
dari 38,6 juta kiloliter menjadi 40,49
juta kiloliter. Dana
tambahan yang harus dirogoh pun mencapai Rp 25 triliun.
"Kalau kita bicara tambahan volume konsumsi BBM subsidi, maka ekses dana
kami tambah Rp 25 triliun. Jadi totalnya akan ada Rp 120,7 triliun untuk
subsidi BBM," jelas
Rincian tambahan kuota BBM subsidi menjadi 40,49 juta kiloliter adalah:
- Premium: 24.54 juta kiloliter (bertambah 1,35 juta kiloliter)
- Minyak Tanah: 1,8 juta
kiloliter (diturunkan 0,52 juta kiloliter)
- Solar: 14.15 juta kiloliter (bertambah 1,07 juta kiloliter)