â€ÂKita introduce perusahaan nasional supaya bisa jadi pionir,†kata
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Naryanto Wagimin usai Seminar Penguatan
Industri Gas Untuk Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional di Hotel Borobudur,
Rabu (31/10).
Pada pekan ini, lanjut
Naryanto, pihaknya akan melakukan rapat mengenai rencana penandatanganan KKS shale gas tersebut. Hal yang akan
dibahas, antara lain bagi hasil antara Pemerintah dan KKKS. PT Pertamina
mengharapkan agar bagi hasil untuk KKKS lebih besar dibandingkan Pemerintah.
â€ÂPertamina minta KKKS share-nya lebih besar. Kita
akan rapat nanti,†ujarnya.
Minat investor untuk
mengembangkan shale gas cukup besar.
Hingga saat ini, Pemerintah telah menerima 64 proposal joint study atau
studi bersama shale gas di wilayah Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan
serta Papua. Dari 64 proposal tersebut, 5 proposal telah selesai dilakukan joint
study dan 2 proposal sedang melakukan joint study. Selain itu,
sebanyak 29 proposal telah selesai diproses untuk melakukan joint study,
24 proposal telah masuk dalam daftar untuk diproses dan sebanyak 4 proposal
ditolak karena aplikasinya kurang lengkap.
Shale gas adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale
atau tempat terbentuknya gas bumi. Potensi shale gas Indonesia diperkirakan sekitar 574 TCF. Lebih besar jika
dibandingkan CBM yang sekitar 453,3 TCF dan gas bumi 334,5 TCF.
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pemerintah, hingga saat ini
terdapat 7 cekungan di Indonesia yang mengandung shale gas dan 1 berbentuk klasafet formation. Cekungan
terbanyak berada di Sumatera yaitu berjumlah 3 cekungan, seperti Baong
Shale, Telisa Shale dan Gumai Shale. Sedangkan di Pulau Jawa dan
Kalimantan, shale gas masing-masing
berada di 2 cekungan. Di Papua, berbentuk klasafet formation.