â€ÂBersama-sama Pertamina, kita akan mengecek persiapan SMP,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro usai membuka acara US-ASEAN Workshop on Vehicle Fuel Efficiency di Hotel Sahid Jaya, Senin (13/5).
SPBU yang akan menjadi tempat uji coba, lanjut Edy, ada tiga yaitu SPBU di jalan Margasatwa (Ragunan), TB Simatupang dan Tanah Abang.
Berdasarkan uji coba tersebut, pemerintah akan melakukan evaluasi lebih lanjut agar rencana pemasangan SMP mulai Juli mendatang di DKI Jakarta dapat berjalan lancar.
Sebelumnya, pekan lalu, Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengemukakan, setelah alat pemantau tersebut terpasang, selanjutnya akan dilakukan pembatasan pembelian BBM bersubsidi hingga batas kewajaran.
"Monitoring itu dalam rangka pengendalian.
Kalau dimonitoring melulu tanpa ada pengendalian, percuma saja," katanya.
Dengan adanya alat ini, lanjutnya, dapat diketahui jumlah BBM subsidi yang
telah dipergunakan kendaraan tersebut adan apakah masih dalam batas kewajaran
atau sebaliknya.
Berdasarkan data pemerintah, pemakaian wajar BBM kendaraan jenis sepeda motor
yang wajar 0,7 liter per hari dan untuk mobil pribadi sekitar 3 liter per hari.
Sementara untuk angkutan umum, sekitar 5 liter per hari.
"Pembatasan akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalkan satu
minggu," tambah Susilo.
Pemasangan alat pemantau BBM subsidi sekaligus pembatasan pembeliannya,
dilakukan secara bertahap. Setelah diawali di Jakarta pada Juli 2013,
diharapkan pada akhir 2013, sudah dapat meliputi seluruh Pulau Jawa. (TW)