Demikian dikemukakan Wakil
Presiden Boediono ketika membuka The 31st
ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali,
Rabu (25/9).
Wapres mengungkapkan, fokus untuk membangun ASEAN sebagai core network, didasarkan pada identifikasi kepentingan bersama jangka panjang dan fair deals harus mewarnai semua kegiatan kerja sama ASEAN.
“Saya harapkan para peserta AMEM membahas isu-isu penting di bidang energi berdasarkan semangat itu,†tambahnya.
Untuk mencari keseimbangan yang pas antara kepentingan nasional masing-masing dan kepentingan bersama di ASEAN, lanjutnya, bukan pekerjaan yang mudah. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil, apabila seluruh Negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa nasib bersama di era globalisasi ini sangat tergantung pada keberhasilan merajut core network.
“Upaya itu memerlukan pandangan jauh ke depan dari kita semua. Ia memerlukan kenegarawanan dari kita semua. Ia memerlukan niat bersama yang kuat untuk membangun rasa saling percaya atau mutual trust diantara kita,†tambah Wapres.
Pada gilirannya, tuturnya, ini menuntut agar seluruh anggota ASEAN untuk selalu merumuskan setiap kerja sama yang didasarkan atas kepentingan bersama jangka panjang dan selalu disusun berdasarkan skema pembagian manfaat yang benar-benar dirasakan ‘fair’ oleh semua pihak.
Pertemuan Menteri Energi tingkat ASEAN ini bertujuan membahas kerja sama dalam pengembangan dan penyediaan energi, diversifikasi energi dan energi terbarukan serta peningkatan efisiensi energi.
Para menteri dan delegasi yang berpartisipasi dalam pertemuan tahunan ini berasal dari 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokrasi Rakyat Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Selain itu, hadir pula mitra dialog seperi Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, Selandia Baru, Rusia dan Amerika Serikat. (TW)