Indonesia Akan Kembangkan Gas Shale

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas A. Edy Hermantoro dalam seminar di LKBN Antara, Selasa (15/12), mengemukakan, dari hasil seismik diketahui bahwa batuan shale berada di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dalam waktu dekat, pemerintah akan segera melakukan pemetaan daerah mana saja yang cadangan batuan shale-nya paling potensial untuk dikembangkan menjadi gas shale.

Gas shale adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi.

Di Amerika, gas shale telah dikembangkan sejak tahun 2000 dan pada 2004 diperkirakan dapat menghasilkan gas sebesar 16 BCF. Australia juga telah mengembangkan gas shale dan diperkirakan mulai dapat berproduksi pada 2015-2016.

Edy menjelaskan, gas shale ekonomis dikembangkan jika letaknya tidak terlalu di dalam bumi yaitu sekitar 300-400 meter di bawah permukaan.

“Kalau tidak terlalu dalam, pengeborannya cukup satu minggu. Sekali ngebor, rampung. Jadi tidak akan memakan banyak biaya,” kata Edy.

Tak jauh beda dengan CBM, proses yang diperlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas membutuhkan waktu sekitar 5 tahun. Untuk tahap awal, pemerintah akan melakukan pilot project di kawasan yang dianggap potensial.

“Daerahnya yang mana, akan segera kita tentukan,” katanya.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.