Menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo
ketika menjadi pembicara dalam acara Indonesia-Norway
di Hotel Shangrila, kemarin, sangat penting
bagi Indonesia bekerja sama dengan Norwegia dalam pengembangan laut dalam
karena negara itu memiliki banyak pengalaman. Di sisi lain, sebagian besar
penemuan baru migas Indonesia,
berlokasi di laut dalam.
“Kami ingin belajar banyak dan investor Norwegia dapat
menanamkan uangnya dengan mengembangkan laut dalam bersama kami,†tambahnya.
Sebagian besar migas laut dalam tersebut, berlokasi di
Indonesia Timur. Sejumlah kontrak kerja sama pengembangan laut dalam, juga
telah ditandatangani.
Potensi sumber daya migas nasional tersebar dalam 60 cekungan sedimen (basin). Dari jumlah tersebut, sebanyak 22 cekungan belum pernah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sebagian besar berlokasi di laut dalam. Ke 22 cekungan tersebut adalah Ketungau, Pembuang, Lombok Bali, Flores, Tukang Besi, Minahasa, Gorontalo, Sala Bangka, South Sula, West Buru, Buru, South Obi, North Obi, East Halmahera, North Halmahera, South Seram, West Weber, Weber, Tanimbar, Waropen dan Jayapura.
Hubungan bilateral Indonesia dan Norwegia dalam bidang energi telah berlangsung lama dan merupakan implementasi MoU kerja sama bidang energi antara Kementerian ESDM Republik Indonesia dengan Kementerian Industri dan Energi Kerajaan Norwegia yang ditandatangani pada 18 September 1995 di Jakarta.