Delegasi India diterima oleh
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Saryono Hadiwidjoyo, mewakili Dirjen Migas
Kementerian ESDM Evita H. Legowo. Hadir pula dalam kesempatan itu, Direktur
Pembinaan Usaha Hulu Migas A. Edy Hermantoro, wakil dari PT Pertamina,
Kementerian Perindustrian dan Mabes Polri.
Konversi mitan ke LPG bertujuan melakukan diversifikasi
pasokan energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM, khususnya minyak
tanah dan mengurangi penyalahgunaan minyak tanah bersubsidi karena LPG lebih
aman dari penyalahgunaan.
â€ÂSelain itu, melakukan efisiensi anggaran pemerintah
karena penggunaan LPG lebih efisien dan subsidinya relatif lebih kecil daripada
subsidi minyak tanah serta menyediakan bahan bakar yang praktis, bersih dan
efisien untuk rumah tangga dan usaha mikro,†jelas Saryono.
Dalam kesempatan itu, Saryono juga menjelaskan bahwa
paket program konversi mitan ke LPG yang dibagikan ke masyarakat, terdiri dari
tabung gas ukuran 3 kg beserta isinya, kompor dan selang. Pemerintah memberikan
subsidi pada gas tabung ukuran 3 kg, namun tidak menyubsidi gas tabung ukuran
12 kg, 50 kg dan bulk.
Terkait penyalahgunaan gas tabung ukuran 3 kg, diakui
Saryono, masih terjadi meski jumlahnya kecil. Namun mulai tahun depan,
pemerintah akan memberlakukan sistem distribusi tertutup, dimana hanya
masyarakat yang berhak saja yang dapat membeli gas tabung ukuran 3 kg.
Mengenai ketersediaan isi ulang tabung, pemerintah cq PT
Pertamina sebagai pemegang PSO, menjamin ketersediaannya. Masyarakat dapat
dengan mudah memperolehnya di agen dan penyalur.