Penghematan yang berhasil diperoleh
ini, menurut Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh pada acara Pelatihan Tenaga
Penyuluh Lapangan Penggunaan LPG di Gedung Dharma Wanita Pusat, Kamis (20/1),
hampir 2 kali lipat anggaran Kementerian ESDM yang sekitar Rp 15 triliun per
tahun atau ekivalen sejumlah sekolah dan puskesmas.
Uang hasil penghematan itu,
lanjutnya, juga dapat digunakan untuk melistriki daerah-daerah di Indonesia
yang belum tersentuh penerangan listrik.
â€ÂDari jumlah 59 juta kepala
keluarga di Indonesia, sebanyak 34% belum terlistriki. Penghematan ini juga dapat
digunakan untuk penerangan,†tambahnya.
Ia mengemukakan, konversi
minyak tanah ke LPG merupakan perubahan budaya dan lompatan teknologi.
Masyarakat yang sebelumnya menggunakan kompor minyak tanah untuk memasak,
berubah menggunakan kompor LPG.
Untuk menyosialisasikan
program ini, Kementerian ESDM berkoordinasi dengan instansi terkait seperti pemerintah
pusat dan daerah, TNI (Babinsa), Polri, guru, mahasiswa, dharma wanita dan
tokoh-tokoh masyarakat.
â€ÂSaya berharap, dengan adanya
pelatihan penyuluh LPG ini, dharma wanita dapat lebih aktif lagi untuk memberi
penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan LPG secara benar, sehingga
ledakan LPG dapat dihindari,†kata Darwin.
Berdasarkan data Bareskrim
Polri, sampai dengan Desember 2010, telah diinvestigasi kecelakaan penggunaan
kompor LPG sebanyak 109 kejadian, yang terdiri dari tabung 12 kg sebanyak 74
kejadian dan tabung 3 kg 34 kejadian.
Dari investigasi diketahui
bahwa penyebab kecelakaan yang berupa kebakaran/ledakan, terutama disebabkan
karena kerusakan pada seal karet,
selang karet saluran gas, regulator dan katup (valve) serta keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap
penggunaan LPG dan kecurangan pihak tertentu untuk mendapat keuntungan
finansial.