Mengenai mekanisme perubahan
harga premium oktan 90, apakah nantinya mengikuti mekanisme Pertamina terhadap
pertamax yang berubah setiap 2 minggu sekali, tutur Luluk, masih dalam
pengkajian pemerintah.
“Pemerintah hanya akan
menentukan formulanya saja, sementara perubahannya dilakukan oleh pelaksana PSO,â€Â
kata Luluk.
Dijelaskan lebih lanjut, premium
oktan 90 ini masih tetap disubsidi pemerintah, namun tidak sebesar premium oktan 88 yang beredar sekarang ini.
Besaran subsidi yang diberikan juga tetap. Mengenai nilainya, Luluk enggan
mengungkapkan.
Jumlah premium oktan 88 yang dialihkan
menjadi 90, diperkirakan sekitar 2 juta kiloliter. Dengan harga patokan sekitar
US$ 100 per barel, maka negara dapat menghemat sekitar Rp 5,7 triliun. Jika
harga patokan US$ 60 per barel, maka penghematan yang dilakukan mencapai Rp 71
miliar.
Ketika ditanya kapan premium
oktan 90 ini akan diberlakukan, menurut Luluk, hal itu merupakan urusan
pengambil keputusan.
“Sebagai staf, kami hanya
melakukan kajian saja. Kalau pemberlakuannya, menjadi urusan pengambil
keputusan,†tegasnya.