Meski pengembangan gasifikasi
batubara baru dilakukan dalam skala pilot
untuk PLTD di Palimanan, Cirebon, namun diharapkan di masa depan dapat
dikembangkan lebih besar lagi. Pilot gasifikasi
batubara di PLTD Palimanan menggunakan gasifier
buatan China (fixed bed) dengan
pereaksi udara/uap air kapasitas 150-200 kg batubara per jam. Saat ini, telah
berhasil menggunakan mesin diesel kapasitas 250 KVA, sistem manual dan non
turbo. Operasi duel fuel dengan gas
bakar menghemat 65% solar (65% gas-35% solar). Kini tengah disiapkan uji coba
penggunaan mesin diesel kapasitas 450 KVA sistem otomatis dan turbo dan menggunakan
gasifier kapasitas 250-300 kg
batubara per jam.
Proses gasifikasi batubara adalah
proses yang mengubah batubara dari bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas.
Dengan mengubah batu bara menjadi gas, maka material yang tidak diinginkan yang
terkandung dalam batubara seperti senyawa sulfur dan abu, dapat dihilangkan
dari gas dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dihasilkan gas
bersih dan dapat dialirkan sebagai sumber energi.
Gasifikasi batubara di
Indonesia berpeluang menjadi energi alternatif karena cadangannya cukup besar
yaitu diperkirakan mencapai 91 miliar ton, dengan tingkat produksi berkisar
200-300 juta ton per tahun. Gasifikasi batubara juga dapat memanfaatkan batubara
muda yang jumlahnya di Indonesia mencapai 70%.
Keunggulan lainnya, gasifikasi
batubara tidak mengandung resiko, tidak berbau dan ramah lingkungan. Sayangnya,
implementasi gasifikasi di Indonesia masih banyak menemui kendala karena sebagian
besar batubara langsung dibakar habis dan dijadikan energi listrik tanpa digasifikasi.
Padahal, batubara akan lebih efisien jika dikonversi terlebih dahulu dengan
cara gasifikasi.