Selain itu, mendukung program langit biru dan pengurangan
emisi gas rumah kaca dan penghematan volume BBM bersubsidi untuk tahun 2012
diperkirakan sebesar 2,5 juta kiloliter (KL) dari kuota volume APBN 40 juta KL.
Manfaat terakhir, penghematan subsidi dapat direalokasikan
untuk belanja infrastruktur energi, sarana dan prasarana angkutan umum,
anggaran pendidikan cadangan resiko fiskal.
Hal tersebut dikemukakan
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam Rapat Kerja dengan Komisi
VII DPR, pekan lalu.
Terkait pengendalian konsumsi
BBM subsidi ini, Pemerintah telah mengubah Perpres No 55 tahun 2005 jo Perpres
No 9 tahun 2006 dan menyusun rancangan Perpres diversifikais BBM ke bahan bakar
gas.
Mengenai kesiapan infrastruktur
untuk penjualan BBM non subsidi Jawa-Bali, papar Evita, telah mencapai 97%.
Pemerintah juga akan menyiapkan jalur khusus untuk penjualan BBM non subsidi
serta meningkatkan infrastruktur bahan bakar gas untuk transportasi.
Menurut rencana, pada tahun
2012 akan dibangun 54 SPBG CNG dan 108 SPBG LGV di Jawa dan Bali. SPBG CNG terbanyak berlokasi di DKI Jakarta,
dengan perincian 6 unit mother station
dan 29 unit daughter station.
Sementara untuk Jawa Barat,
dibangun 5 unit SPBG CNG yaitu 1 unit mother
station dan 4 daughter station.
Di Banten, akan dibangun 1 daughter
station. Untuk Jawa Timur, dibangun 13 SPBG CNG, terdiri dari 1 unit mother station, 9 unit daughter station dan 1 unit online station.
Pembangunan SPBG CNG dilakukan
secara bertahap. Pembangunan dalam jumlah banyak mulai dilakukan September
mendatang.
Sedangkan untuk SPBG LGV,
paling banyak akan dibangun di Jawa Timur sebanyak 32 unit. Di Jawa Tengah,
akan dibangun 25 unit, DKI Jakarta 16 unit, Jawa Barat 15 unit, Banten 11 unit,
Daerah Istimewa Yogyakarta 4 unit dan Bali 5 unit.
Untuk mendorong penggunaan
bahan bakar gas lebih cepat, pemerintah akan memberikan bantuan converter kit kepada kendaraan umum
secara gratis dan akan dibagikan secara bertahap.