Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo dalam
pertemuan dengan stakeholder
mengemukakan, Ditjen Migas sedang menyelesaikan konsep blueprint tentang rencana pengembangan infrastruktur migas yang
terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga pengembangan industri migas di
tanah air dapat lebih terarah dan optimal.
“Ini pekerjaan besar, tapi kita usahakan susun itu,†kata
Evita yang mengharapkan blueprint ini
dapat segera diselesaikan.
Terkait penyusunan blueprint
ini, Kepala Sub Direktorat Penyiapan Program Migas J. Widjonarko menambahkan, pihaknya
terus mematangkan konsep blueprint, memperbarui dan melengkapi data-data yang
diperlukan.
Secara garis besar, papar Widjonarko, blueprint ini merupakan konsep rencana jangka panjang pengembangan infrastruktur
industri migas. Sebagai contoh, untuk mendukung kegiatan gas bumi, maka akan dipaparkan
mengenai rencana pengembangan infrastruktur gas bumi, pembangunan pipa ruas
transmisi maupun jaringan distribusi gas bumi dan pembangunan LNG terminal.
“Datanya akan mendetil. Misalnya untuk di daerah X, dengan
berbagai pertimbangan seperti pasokan, kebutuhan serta keekonomian, maka dalam
rangka optimasi pemanfaatan gas bumi, akan lebih baik jika kita memiliki
perencanaan yang terpadu untuk penyediaan infrastrukturnya,†katanya.
Demikian pula untuk pengembangan industri minyak, maka
akan disusun suatu peta terintegrasi, antara lain di mana sebaiknya suatu
kilang dibangun.
“Peta ini sangat penting karena pembangunan infrastruktur
migas memerlukan investasi besar,†imbuh Widjonarko seraya menambahkan, Neraca
Gas Indonesia (NGI) yang telah selesai disusun akan menjadi salah satu alat
dalam penyusunan blueprint.
Sebelum ditetapkan nantinya, pemerintah juga akan meminta
masukan stakeholder.