â€ÂSub sektor hulu migas penting karena memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara,†ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro seusai acara Apel ESDM Siaga Bencana di Plaza ESDM, Kamis (5/2).
Selain dituntut meningkatkan produksi, Karen dan Omar juga diminta membenahi hilir migas yang tergolong kompleks karena tidak hanya terkait masalah teknis, tetapi juga distribusi.
â€ÂBanyak sekali yang harus diperbaiki dari sektor hilir, terutama distribusi. Stok bisa saja 20 atau 30 hari. Tapi kalau distribusinya tidak baik, kelangkaan bisa saja terjadi,†kata Purnomo.
Mengenai sosok Karen dan Omar ini, menurut Purnomo, merupakan duet antara teknis dan bisnis. Karen yang memiliki pengetahuan teknis dan berpengalaman internasional, dipadukan dengan Omar yang memiliki kemampuan manajerial, bisnis dan keuangan.
Karen Agustiawan yang sebelumnya menjabat Direktur Hulu Pertamina, ditunjuk pemerintah menggantikan Ari H. Soemarno sebagai Direktur Utama Pertamina. Sedangkan Omar S. Anwar menggantikan Iin Arifin Takhyan sebagai Wadirut Pertamina. Omar sebelumnya merupakan Presdir Rio Tinto Indonesia.
Dalam jumpa pers setelah dilantik Menneg BUMN Sofyan Djalil, Karen mengatakan akan memprioritaskan 6 program utama yaitu menjamin pasokan BBM dan elpiji, meningkatkan produksi migas, melanjutkan program jangka panjang yang telah ditetapkan, mengedepankan efektifitas dan efisiensi, mempercepat transformasi dan menjaga integritas dengan tetap bekerja secara profesional.
Selain mengganti Dirut dan Wadirut, pemerintah juga menambah jumlah komisaris di Pertamina dengan memasukkan mantan Dirut PT Danareksa Gita Wirjawan dan mantan Direktur Umum dan SDM Pertamina Soemarsono. Sementara untuk jajaran direksi lainnya, tidak ada perubahan. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina dijabat Achmad Faisal, Direktur Pengolahan Rukmi Hadihartini, Direktur Keuangan Frederick Siahaan dan Direktur Umum dan SDM Waluyo. Jabatan Direktur Hulu Pertamina yang ditinggalkan Karen, untuk sementara masih dikosongkan.