â€ÂDi dunia ini, tinggal 3
negara yang masih mempunyai bahan bakar oktan 88 dan 2 negara itu merupakan
negara yang kalau dibandingkan dengan Indonesia, termasuk miskin,†katanya
dalam tanya jawab pada acara Sosialisasi Pengaturan BBM Bersubsidi dengan
Supervisor SPBU di Hotel Oasis, Jakarta.
Saat ini, lanjut Evita,
pemerintah masih melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah Indonesia masih
pantas memiliki bahan bakar premium dengan oktan number 88. Evaluasi yang dilakukan
tersebut, terkait dengan kemampuan kilang Pertamina menyediakan pertamax untuk
seluruh SPBU, tanpa premium.
â€ÂItu sedang dievaluasi, Tidak
semudah itu,†tambahnya.
Mengenai kemungkinan untuk
menaikkan harga premium seiring dengan naiknya harga minyak dunia, Evita
menjelaskan, hal itu belum bisa dilakukan. Banyak hal yang menjadi pertimbangan
pemerintah, sebelum menaikkan harga premium. Meski demikian, pemerintah terus
melakukan evaluasi mengenai hal ini.
â€ÂKita evaluasi 2 hari sekali.
Setiap 2 hari sekali, kami bertemu antara Kementerian ESDM, Pertamina dan BPH
Migas untuk rapat evaluasi harga bahan bakar,†ungkap Evita.