Dalam konferensi pers usai pemasangan stiker pengaturan
BBM bersubsidi di Terminal Senen, kemarin, ia mengemukakan, dalam uji coba ini
pemerintah berupaya memperoleh data kebutuhan BBM angkutan
â€ÂSekarang ini kita hanya uji
coba, sehari kita berikan 30 atau 40 liter. Nanti kita lihat dulu, cukup atau
tidak. Tidak semua trayek itu sama (kebutuhan BBM). Tapi kembali, kita belum
membatasi sama sekali,†katanya.
Selain mengidentifikasi
kebutuhan BBM untuk tiap trayek, uji coba pengaturan BBM bersubsidi juga
diharapkan dapat mengatur berbagai hal, antara lain mengidentifikasi kendaraan
yang berhak menerima BBM bersubsidi karena disinyalir ada sejumlah kendaraan
pelat kuning yang tidak berizin alias bodong.
Evaluasi terhadap uji coba
ini, rencananya akan dilakukan dua minggu mendatang dengan melibatkan seluruh
instansi terkait.
â€ÂKita akan melakukan evaluasi
setelah mencoba 2 minggu. Kita akan bertemu lagi. Kita akan biarkan saja dulu
selama 2 minggu pertama,†jelas Evita.
Angkutan kota M01 yang
dipasangi stiker berbacode itu berjumlah 409 kendaraan. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 305 kendaraan sudah tercantum di sistem informasi manajemen Dinas Perhubungan
DKI Jakarta. Kendaraan itu terbagi atas 246 kendaraan merupakan M01, 106
kendaraan M01A, 8 kendaraan M01B dan 15 kendaraan M01C.
Kendaraan yang dipasang stiker
adalah kendaraan yang memenuhi persyaratan yaitu memiliki STNK dan membayar
pajak kendaraan bermotor serta memiliki kartu ijin usaha yang masih berlaku.
Pengemudi angkutan tersebut dapat membeli BBM bersubsidi di 5 SPBU yang telah
ditentukan yaitu Jatinegara, Jatinegara Kecil,
2 SPBU di Matraman dan di Kramat.
Uji coba direncanakan akan
dilakukan hingga Maret mendatang.