Pada pembukaan acara tersebut, Evita mengemukakan, krisis
keuangan global dan kenaikan harga minyak telah mempengaruhi ekonomi kedua
negara. Namun demikian, kita harus tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan
terus meningkat. The 3rd Indonesia-Japan
Energy Policy Dialogue diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi,
terutama di Indonesia.
“Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia membuka
peluang bagi sektor swasta Jepang untuk berinvestasi di Indonesia,†tambah
Evita.
Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia dan Jepang telah
menjalin kerja sama yang signifikan di sektor energi. Kedua belah pihak tidak
hanya bertukar informasi terkait kebijakan, tetapi juga menjalin kerja sama
beberapa proyek energi, terutama di bidang migas.
Hal-hal yang akan dibahas dalam The 3rd Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue, antara lain
kebijakan di bidang migas, ketenagalistrikan serta energi baru terbarukan.
“Diharapkan melalui pertemuan ini, kedua belah pihak
dapat berbagi ide-ide positif dan konstruktif untuk
meningkatkan hubungan Indonesia dan Jepang, tidak hanya di sektor energi,
tetapi juga di sektor lain. Ide-ide ini kemudian dapat direalisasikan melalui
sebuah kerja sama yang saling menguntungkan juga untuk mengambil peran dalam
pasokan energi dunia, terutama efisiensi energi dan energi terbarukan,â€Â
tambahnya.
Sekadar mengingatkan, The
2nd Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue (IJEPD) telah dilaksanakan di Bali, 31 Mei-1 Juni 2011. Sementara itu, The 1st IJEPD digelar di Jepang pada tanggal
13-14 Mei 2010 lalu.
Kerja sama bilateral Indonesia dan Jepang terjalin dalam
berbagai wadah atau bentuk, antara lain melalui lembaga-lembaga Japan-Indonesia
Cooperation Agency (JICA), Indonesia-Japan Economic Partnership
Agreements (IJEPA), Japan-Indonesia Partnership Association (JIPSA),
Japan Institute for Overseas (JIO) dan Indonesia-Japan Energy Round
Table (IJERT).