Hal ini disampaikan oleh Direktur Jendral Minyak
dan Gas Bumi Evita Legowo dalam acara Forum Investasi Migas yang
diselenggarakan Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, di Jakarta, akhir pekan lalu. Evita menyampaikan bahwa PT
Pupuk Iskandar Muda (PIM) baru saja membeli gas dengan harga US$ 8 per MMBTU. PIM membeli gas tersebut dari
operator Blok Mahakam, akan tetapi pasokannya akan diswap dari lapangan gas Arun yang berdekatan dengan area
operasi PT PIM yaitu di Aceh Utara.
“Untuk
pabrik pupuk, ini adalah harga tertinggi yang pernah ada. Dulu harga paling
tinggi hanya sekitar US$5 per MMBTU, jadi ini sangat encouraging,†ujar Evita.
Dia
menambahkan, kemampuan PIM untuk membeli gas dengan harga US$ 8 per MMBTU
merupakan sinyal bagus bagi investor. “Investor tidak perlu khawatir, karena
pembeli domestik kita sekarang sudah bisa membeli dengan harga lebih baik,â€Â
ujar Evita.
Wakil
Kepala Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) Hardiono
mengatakan bahwa kunci utama untuk investasi di gas bumi adalah keekonomian
dari sebuah proyek. Selama harga gas memenuhi tingkat keekonomian, investor
tidak akan sungkan-sungkan untuk berinvestasi di Indonesia.
“Domestic pricing kita masih perlu kita
diskusikan lagi karena sering dikeluhkan belum memenuhi asas keekonomian,†ujar
Hardiono.
Hendi
Prio Santoso, Presiden Indonesian Gas Association (IGA) sekaligus Direktur
Utama Perusahaan Gas Negara (PGN), mengatakan bahwa harga sebenarnya bukan lagi
menjadi perhatian utama konsumen gas domestik. “Mereka sebenarnya siap untuk
terkalibrasi dari sisi harga, asalkan supply tersedia dan security of supplynya
lebih baik dari sekarang,†ujar Hendi.