â€ÂCBM salah satu kebanggaan
kami. Di Indonesia sedang dikembangkan. Bahkan tahun 2011, sudah menghasilkan
listrik dari CBM, meskipun kecil,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM dalam
seminar di Gedung KNPI, Jakarta.
CBM adalah gas alam dengan dominan gas metana dan
disertai sedikit hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batu bara
hasil dari beberapa proses kimia dan fisika. CBM sama seperti gas alam conventional yang kita
kenal saat ini, namun perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan batubara sebagai source rock
dan reservoir-nya. Sedangkan gas alam yang kita kenal, walaupun sebagian
ada yang bersumber dari batu bara, diproduksikan dari reservoir pasir,
gamping maupun rekahan batuan beku. Hal lain yang membedakan keduanya adalah
cara penambangannya di mana reservoir CBM
harus direkayasa terlebih dahulu sebelum gasnya dapat diproduksikan.
CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa
batubara (sebagai reservoir) agar didapatkan cukup ruang sebagai jalan
keluar gasnya. Proses rekayasa diawali dengan memproduksi air (dewatering)
agar terjadi perubahan kesetimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas batu
bara akan keluar dari matriks batubaranya. Gas metana kemudian akan mengalir
melalui rekahan batu bara (cleat) dan akhirnya keluar menuju lobang
sumur. Puncak produksi CBM bervariasi
antara 2 sampai 7 tahun. Sedangkan periode penurunan produksi (decline)
lebih lambat dari gas alam conventional.
Cadangan CBM Indonesia tersebar dalam 11 cekungan. Dengan
cadangan 453,3 TCF, Indonesia termasuk nomor 6 di dunia, berdasarkan evaluasi
yang dilakukan Advanced Resources International, Inc (ARI) tahun 2003.
Rusia menempati posisi teratas dengan cadangan sekitar 450-2.000 TCF.
Selengkapnya hasil evaluasi ARI mengenai cadangan CBM di dunia, sebagai
berikut:
- Rusia: 450-2.000 TCF
- China: 700-1.270 TCF
- Amerika Serikat: 500-1.500 TCF
- Australia/New Zealand: 500-1.000 TCF
- Kanada: 360-460 TCF
- Indonesia: 400-453 TCF
- Afrika bagian Selatan: 90-220 TCF
- Eropa bagian Barat: 200 TCF
- Ukraina: 170 TCF
- Turki: 50-110 TCF
- India: 70-90 TCF
- Kazakhstan: 40-60 TCF
- Amerika bagian Selatan/Meksiko: 50 TCF
- Polandia: 20-50 TCF.
Cadangan
CBM Indonesia terutama berlokasi di Sumatera Selatan sebesar 183 TCF, Barito
101,6 TCF, Kutai 80,4 TCF dan Sumatera Tengah 52,5 TCF.