Sebelumnya,
api di tangki 31 T-7 sempat padam pada Selasa (5/4) pukul 10.35 WIB namun
kembali menyala sekitar pukul 12.00 WIB karena angin yang cukup kencang memecah
foam yang sudah menutupi permukaan
fluida panas di dalam tangki 31 T-7, sehingga terjadi interaksi dengan oksigen
yang mengakibatkan kembali munculnya api. Dua tangki lainnya yaitu tangki 31
T-2 dan 31 T-3 sudah berhasil dipadamkan sejak Minggu (3/4).
VP Corporate Communication PT Pertamina M. Harun dalam siaran persnya
menjelaskan, saat ini Pertamina juga terus melakukan proses pendinginan untuk
tangki 32 T-104 yang berdekatan dengan tangki 31 T-7 dan suhu saat ini dapat
dijaga di bawah 40 derajat Celcius.
Hingga saat ini pasokan BBM tetap aman dengan ketersediaan stok yang berada
di level normal. Terminal Lomanis juga masih beroperasi untuk memasok BBM ke
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Pada Minggu (3/4), Pertamina juga telah mengalirkan produksi kilang ke Terminal
Transit Lomanis yang terdiri dari minyak tanah sebesar 7.300 KL, premium
sebesar 13.000 KL dan solar 28.000 KL. Dari Terminal Transit Lomanis BBM ini
selanjutnya disalurkan melalui pipa ke depot Padalarang, Ujung Berung,
Tasikmalaya, Rewulu, dan Depot Teras. Pertamina menjamin pasokan BBM dalam
kondisi aman dengan volume stok premium, solar dan kerosin (minyak tanah)
dijaga pada level 3,2 juta KL. Untuk Avtur mulai dikapalkan sejak Senin (4/4)
sebesar 17.000 KL ke Depot Manggis, Bali dan Soekarno Hatta.
Pertamina juga telah menyiagakan pasokan sebesar 400.000 barel premium yang
sewaktu-waktu dapat digunakan apabila diperlukan untuk menambah pasokan. Dengan
pertimbangan safety pelayanan LPG
yang selama ini dipenuhi dari Kilang Cilacap telah dialihkan pasokannya, khusus
untuk Jawa Tengah bagian barat akan mengambil dari Kilang Balongan sedangkan
untuk pasokan Jawa Tengah bagian timur akan mengambil dari Terminal Elpiji
Tanjung Emas sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi seperti
biasa.
Jumlah tangki yang berada di dalam kompleks Kilang Refinery Unit (RU) IV
Cilacap sebanyak 207 tangki. Tangki-tangki yang berada di kompleks kilang
terdiri dari tangki komponen yaitu tangki yang menyimpan bahan-bahan yang akan
diolah untuk menjadi produk BBM dan tangki
finished product yaitu tangki yang menyimpan Bahan Bakar yang sudah menjadi
produk BBM seperti premium, kerosin (minyak tanah), solar maupun Avtur.
Tangki-tangki tersebut memiliki kapasitas yang bervariasi antara 2400 KL hingga
117.000 KL. Kejadian kebakaran kepada ke 3 (tiga) tangki ini merupakan
kebakaran yang terjadi pada tangki komponen yaitu 31-T2 yang berisi HOMC (High Octane Mogas Component) sebagai
bahan baku penambah oktan pada premium (Octane
Booster) dan tangki 31-T3 & 31-T7 yang berisi NAPTHA. Namun kebakaran di ketiga tangki
tersebut kini sudah padam.