Surabaya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan penandatanganan 2 (dua) Kontrak Kerja Sama Hulu Migas yaitu Wilayah Kerja (WK) Amanah (WK) dan Wilayah Kerja (WK) Melati antara Kepala SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama dengan disaksikan oleh Menteri ESDM yang diwakili oleh Plt. Direktur Jenderal Migas Dadan Kusdiana, pada acara “Indonesia Exploration Forum 2024” bertempat di Hotel Westin, Surabaya (14/10).
WK Amanah dan Melati ini, merupakan hasil Lelang Wilayah Kerja Migas Tahap I Tahun 2024 yang ditawarkan melalui mekanisme Lelang Penawaran Langsung. “Hal ini menambah capaian Pemerintah dalam mendapatkan investor pada kegiatan usaha hulu migas guna mendorong kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia,” ungkap Plt. Direktur Jenderal Migas Dadan Kusdiana.
Pada kesempatan sebelumnya Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dadan Kusdiana, telah mengumumkan pemenang lelang Penawaran Langsung Tahap I Tahun 2024 untuk Wilayah Kerja Amanah dan Melati pada acara The 7th Indonesia-China Energy Forum (ICEF) tanggal 3 September 2024.
Kontraktor Kerja Sama untuk WK Amanah adalah PT Medco Energi Amanah (Operator), PT Sele Raya Sejati dan KUFPEC Indonesia (Amanah) B.V, melalui penandatanganan kontra kerja sama ini, mempunyai Komitmen Pasti berupa 1 Studi G&G serta Akuisisi dan processing data seismik 3D 50 km2. Adapun WK Melati, PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (Operator), SIEI Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Amanah) B.V, dengan komitmen pasti berupa 2 Studi G&G, Akuisisi dan Processing Data Seismik 3D 200 km2, serta Akuisisi dan Processing Data Seismik 2D 250 km.
“Nilai investasi dari Komitmen Pasti pada Kontrak Kerja Sama WK Amanah dan Melati ini mencapai USD 15.850.000, dan total Bonus Tanda Tangan yang diterima oleh negara sebesar USD 500.000,“ jelas Dadan.
Penandatangan 2 Kontrak Kerja Sama Migas dengan skema cost recovery ini, menambah Kontrak Kerja Sama (KKS) baru yang telah ditandatangani sejak tahun 2020. Sehingga sampai dengan 2024, total terdapat 23 Kontrak Kerja Sama (KKS) Baru.
“Ini menunjukkan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih memiliki peluang besar, dan tetap menarik untuk investasi. Perbaikan regulasi yang dilakukan Pemerintah juga mendukung iklim investasi yang lebih baik bagi investor, termasuk fasilitas pajak, insentif atau syarat dan ketentuan dalam penawaran,” imbuh Dadan.
“Penandatangan 2 Kontrak Kerja Sama ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih dampak positif terhadap iklim eksplorasi migas di Indonesia. Kami juga berpesan kepada Kontraktor di dua Wilayah Kerja tersebut, agar tetap menjaga komitmennya sampai dengan Kontrak berakhir,” tutup Dadan. (AFB)