Penandatanganan kontrak perjanjian jual beli gas dan pembangunan kilang LPG yang menyerap 2.100 tenaga kerja ini, dihadiri Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Dirjen Migas Departemen ESDM Evita H. Legowo dan Kepala BPMIGAS R. Priyono.
14 kontrak yang ditandatangani itu terdiri dari 9 perjanjian jual beli gas bumi dan 5 perjanjian jual beli LPG.
Perjanjian jual beli gas tersebut adalah PT Petro Kimia Gresik dengan Blok Cepu senilai US$ 1.400 juta; PT PLN dengan Blok Cepu (US$ 1.700 juta); PT Pupuk Kaltim 5 dengan
Selain itu, Perusda Muara Energi Kabupaten Musi Rawas dengan Medco E&P Indonesia (US$ 29,41 juta); Perusda Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan (PDPDE) dan Medco E&P Indonesia (US$ 1,68 juta); Donggi Senoro LNG dengan PT Pertamina EP (US$ 600 juta) dan Donggi Senoro LNG dengan PHE Tomori dan PT Medco Tomori (US$ 800 juta).
Sedangkan 5 kontrak LPG yang ditandatangani adalah PT Pertamina dengan ConocoPhillips Indonesia (US$ 172,9 juta); LPG PT Pertamina dengan Petrochina International Jabung Ltd (US$ 182,4 juta); LPG Indonesia dengan Chevron Indonesia Company (US$ 18,34 juta); PT Pertamina dengan Petrochina (Bermuda) senilai US$ 1,16 juta dan perjanjian pembuatan LPG Plant PT Menara Gas dengan PT Menara Mas Energi (US$ 30 juta).
Manager Humas PT Pertamina EP M. Harun mengemukakan, perjanjian jual beli gas yang dilakukan dengan Pabrik Pupuk Kujang Cikampek ini merupakan kelanjutan dari pasokan-pasokan sebelumnya yang telah dilakukan Pertamina sejak pabrik itu berdiri 31 tahun lalu. Melalui jaminan pasokan gas yang akan berlangsung hingga 31 Desember 2011 dengan harga US$ 5,2 per MMBTU ini, diharapkan dapat membantu ketersediaan pasokan dalam negeri.