Upaya Pemerintah Tingkatkan Daya Tarik Investasi Migas Indonesia

Berita



Jakarta,
Pemerintah terus mendorong upaya peningkatan produksi dan lifting minyak dan gas bumi (migas) untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pemenuhan kebutuhan energi domestik. Beberapa strategi yang dilakukan antara lain melalui reaktivasi sumur idle, penerapan CCUS, pengembangan infrastruktur LNG, pembangunan kilang dan penawaran lelang wilayah kerja migas.

Plt. Direktur Pembinaan Program Migas yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Kerja Sama Migas Pinta Uly Talytha Kumy saat membuka forum Oil and Gas TalkEnhancing the Attractiveness of Indonesian Oil and Gas Investment in the New Global Dynamics” di Jakarta Internasional Expo, Rabu (17/09) menyampaikan bahwa Pemerintah terus berupaya untuk mencapai target produksi migas nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission di sektor energi pada tahun 2060.


“Salah satu strateginya adalah penerapan teknologi ramah lingkungan seperti CCUS. Seperti yang kita pahami bersama bahwa Enhanced Oil Recovery (EOR) juga merupakan bagian dari teknologi CCUS, dimana CO2 dalam teknologi CCUS digunakan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas melalui metode EOR. Namun, kami menyadari bahwa penerapan CCUS, reaktivasi sumur idle, pengembangan infrastruktur LNG dan pembangunan kilang minyak memerlukan investasi yang besar. Sehingga diperlukan kerangka hukum dan kebijakan, insentif, inovasi teknologi, keterlibatan publik, dan pendekatan internasional,” papar Pinta.

Koordinator Pengembangan Investasi Migas Rizal Fajar Muttaqin dalam paparannya saat menjadi panelis pada forum tersebut menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi secara global di tahun 2025 itu adalah 3% dan diproyeksikan tahun depan 3,1%, sementara Indonesia sendiri, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun 2025 adalah 5% dan tahun depan, di 2026 diproyeksikan menjadi 5,4%. Saat ini realisasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 5,12% dibandingkan dengan triwulan kedua 2025. Dan ini menunjukkan bahwa kita masih punya ketahanan ekonomi di tengah tekanan global yang cukup besar.


“Kemudian terkait dengan upaya mencapai target net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat, tentu harus juga mempertimbangkan keterkaitan dengan keamanan, keterjangkauan dan juga keberlanjutan dari energi itu sendiri. Pemerintah saat ini menjadikan gas sebagai jembatan untuk transisi energi, sehingga proyek pembangunan infrastruktur pipa transmisi dibiayai oleh APBN untuk bisa mempercepat pertumbuhan ataupun pemanfaatan gas domestik secara nasional seiring dengan upaya percepatan pengembangan penemuan lapangan migas baru,” tambah Rizal.

Saat ini, Pemerintah menawarkan kolaborasi untuk mendukung pengembangan industri migas Indonesia, antara lain dalam hal peluang pembiayaan dan investasi, studi bersama untuk proyek-proyek potensial, transfer teknologi, peningkatan kapasitas dan pertukaran ilmu pengetahuan.


Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (ASPERMIGAS) Elan Biantoro dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa oil and gas yang juga menjadi bagian dari transformasi untuk pergantian ke energi baru dan terbarukan masih sangat penting sehingga kita masih menganggap bahwa forum seperti ini harus tetap kita adakan berkala setiap tahun.

“Memang kita sedang ingin sekali meningkatkan berbagai macam kinerja kita di oil and gas. Baik dari aspek upstream, midstream maupun downstream. Kalau kita melihat di kacamata satu sisi saja, saya kira itu pun tidak bisa memberikan kontribusi yang signifikan. Di acara ini kita akan mencoba membahas tentang attractiveness-nya kita dalam investasi. Bagaimana produksi migas kita bisa tidak lagi decline. Kita akan dapat banyak masukan nanti,” pungkas Elan.


Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana pertukaran ide, informasi dan pengalaman dari para pembicara dan panelis, untuk menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam peningkatan pasokan minyak dan gas serta mendorong pengembangan CCUS dan infrastruktur LNG di Indonesia untuk mempercepat transisi energi menuju Net Zero Emission.

“Kami percaya bahwa dengan bekerja bersama, kita dapat mempercepat tercapainya target produksi migas nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2030 dan dapat berkontribusi pada masa depan energi yang sejahtera dan berkelanjutan,” jelas Pinta. (KDB)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo Jl. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 12910
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2025. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.