Transformasi Premium ke Pertamax, Masa Transisi 5 Bulan

"Kapan rekomendasi ini bisa diterapkan? Kita sudah konsultasi dengan Pertamina, bisa sekitar dua bulan. Tapi itu mepet sekali. Paling lama sekitar lima bulan. Tapi lima bulan itu tuntas prosesnya," kata Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Minggu (21/12).

Selama masa transisi ini, Bensin RON 88 yang diproduksi kilang dalam negeri, menurut Faisal, dapat dipasarkan di sekitar lokasi kilang, mengingat untuk mengimpor MTBE juga membutuhkan waktu.


Sebagaimana dipaparkan Tim Reformasi Tata Kelola Migas sebelumnya, tak hanya Kilang Balongan, kilang-kilang dalam negeri lainnya juga ternyata mampu memproduksi bensin RON 92 off. Untuk mengurangi kadar aromatic-nya, perlu ditambahkan Methyl Tertiary Butyl Ether (MTBE).


Dengan adanya transformasi dari Premium ke Pertamax ini, Tim Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan diberikannya subsidi untuk Pertamax yang besarannya tetap, misalnya Rp 500 per liter.


Diakui Faisal, perubahan ini akan meningkatkan impor Pertamax. Namun untuk jangka panjang akan berdampak.positif karena masyarakat mendapatkan BBM dengan oktan yang lebih baik dan ramah lingkungan.


Ketika ditanya pers mengenai kemungkinan terjadinya pemborosan dengan penggunaan Bensin RON 88 selama ini, Faisal mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengimpor bensin RON 88. Namun demikian, Indonesia tidak memiliki kekuatan dalam pembentukan harga MOPS untuk Mogas 92 yang menjadi benchmark harga Bensin RON 88.


"Jadi spesifikasinya hanya untuk Indonesia, sementara proses pembentukan harganya kita tidak punya kuasa apa-apa. Ini membuka peluang terjadinya kartel penjual karena mereka punya kepentingan sebagai satu-satunya untuk penghasil RON 88 untuk Indonesia semata," tegasnya.


Apabila Indonesia menggunakan Pertamax, ujar Faisal, maka kecil kemungkinan terjadi kartel mengingat pasokan Mogas 92 banyak tersedia di pasaran dan harganya lebih kompetitif.


Faisal mengingatkan, perpindahan dari Premium ke Pertamax juga akan membuka peluang turunnya harga Pertamax. Hal ini tentunya akan.mendorong pemain lain seperti Shell dan Total untuk menurunkan harganya dan pada akhirnya , masyarakat dapat menikmati harga jual Pertamax yang lebih kompetitif. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.