The 7th Indonesia-Korea Working Group on Gas

Jakarta, Indonesia dan Korea telah lama menjalin kerja sama dalam sektor energi dan sumber daya mineral. Bertempat di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (5/7), diselenggarakan The 7th Indonesia-Korea Working Group on Gas dan The 10th  Indonesia Korea Energy Forum (IKEF). Pertemuan bilateral ini bertujuan untuk melakukan diskusi lebih lanjut atas kerja sama energi yang telah terjalin serta mengidentifikasi kerja sama baru antara kedua negara.

Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto. Sedangkan Delegasi Republik Korea dipimpin oleh Wonjoo Park, Deputy Minister for Energy and Resources, Ministry of Trade, Industry, and Energy of The Republic of Korea.

Mendampingi Dirjen Migas dalam acara ini, antara lain perwakilan unit-unit di lingkungan Kementerian ESDM,  SKK Migas, KEMLU, PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero), PT PLN (Persero), PLN Batam, BP Batam dan KORINDO. Sedangkan Delegasi Korea terdiri dari perwakilan dari MOTIE, KOGAS, KIGAM, Unison, LG CNS, INGINE, Seoul National University, KGS KOMIPO, KETEP.

Dirjen Migas Djoko Siswanto mengawali sambutannya menyatakan, pertemuan bilateral rutin ini sangat penting untuk meningkatkan dan mengintensifkan kerja sama di sektor energi dan sumber daya mineral. Tidak saja untuk kedua Pemerintah, tetapi juga sektor swasta.  “Kita berkumpul hari ini untuk berbagi minat, tujuan dan penyelesaian masalah di sektor minyak dan gas. Dengan topik yang lebih konkrit, saya percaya bahwa Pemerintah dan sektor swasta akan dapat mengeksplorasi peluang kerja sama yang ada,” ujar Djoko.

Selain The 7th Indonesia-Korea Working Group on Gas, pertemuan akan ditindaklanjuti dengan The 10th  Indonesia Korea Energy Forum (IKEF), di mana kedua belah pihak akan menyajikan paparan dan diskusi mengenai sektor listrik, energi terbarukan, peningkatan kapasitas dan mengeksplorasi peluang bisnis.

Dalam rangkaian The 7th Indonesia-Korea Working Group on Gas, untuk pembahasan di bidang migas, materi yang diangkat mengenai update kebijakan terkini, pengembangan migas non-konvensional (CBM) serta Senoro DSLNG upstreram/downstream project, small scale LNG project dan kerja sama LNG di Indonesia. 

Update mengenai kebijakan migas Indonesia  terkini, pengembangan migas non-konvensional (CBM) disampaikan oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Soerjaningsih. Sementara SKK Migas menyampaikan materi mengenai pengembangan CBM dan kontrak LNG.

Terkait CBM ini, pihak KOGAS menyampaikan hasil studi potensi  CBM di Indonesia yang dilakukannya bersama Lemigas Kementerian ESDM di Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. KOGAS mengharapkan agar  kedua belah pihak dapat melaksanakan studi yang lebih mendalam.

Terhadap hal ini, Dirjen Migas Djoko Siswanto menyambut baik dan berharap agar hasil studi yang dilakukan ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk lelang wilayah kerja migas non konvensional (CBM). “Nanti (hasil studi) kita evaluasi dulu. Kalau bagus hasil kajiannya, kita ajukan (lelang) WK. Kita takutnya yang namanya hasil studi kan punya (hak) paten. Ternyata tidak. Silakan digunakan katanya (KOGAS),” kata Djoko.

Kerja sama Indonesia-Korea

Pertemuan bilateral RI-Korsel diawali tahun 1979 yang membahas kebijakan energi, perdagangan LNG, minyak mentah, produk-produk kilang, batubara serta kerja sama sektor energi kedua negara. Pada periode 1979-2006 telah dilakukan pertemuan bilateral energi melalui mekanisme Joint Committee on Energy.

Pada perkembangannya, sesuai kesepakatan kedua pihak untuk meningkatkan dan mengintensifkan kerja sama di sektor ESDM yang melibatkan sektor swasta, ditandatangani MoU tentang pembentukan Energy Forum antara KESDM dengan Ministry of Commerce, Industry and Economy Korea. Sejak saat itu, Joint Committee on Energy bertransformasi menjadi Indonesia-Korea Energy Forum (IKEF) di bawah koordinasi Ditjen Migas (selaku focal point kerja sama RI-Korea) dan Ministry of Knowledege Economy (MKE), yang sekarang berubah struktur organisasi menjadi Ministry of Trade, Industry and Energy (MOTIE).

Forum pertemuan Indonesia-Korea kemudian diperluas melalui penandatanganan MoU kerja sama komprehensif di bidang gas dan EBTKE antara KESDM dan MKE (sekarang MOTIE) oleh Menteri Luar Negeri RI Marty M. Natalegawa dan Menteri Pengetahuan Ekonomi Korea Sukwoo Hong. MoU tersebut ditandatangani pada tanggal tanggal 26-27 Maret 2012 di Seoul, Korsel, yang disaksikan oleh Presiden dari kedua Negara pada dalam rangkaian acara Nuclear Security Summit.

Dalam MoU tersebut disepakati pembentukan Working Group on Gas Utilization di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Migas, serta Working Group on Renewable Energy di bawah koordinasi Direktorat Jenderal EBTKE. Adapun pada perkembangannya, pertemuan Working Group on Gas Utilization terbagi menjadi 4 (empat) Sub Working Group yaitu Upstream, Midstream, Downstream dan Others. Working Group tersebut dilaksanakan secara back to back atau pararel dengan Pertemuan IKEF. (TW/NOK)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.