The 40th IPA Convex 2016 Resmi Digelar

Jakarta, Bertempat di Jakarta Convention Center, konvensi dan pameran migas Indonesia ke 40  (The 40th IPA Convention and Exhibition 2016), Rabu (25/5), resmi digelar. Pembukaan  acara yang mengusung  tema “Shifting Paradigms in Indonesia. Supplying Energy in the New Reality" ini, ditandai dengan pemukulan gong oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, didampingi Menteri ESDM Sudirman Said, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi serta Presiden IPA Christina Verchere.

Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Indonesia Petroleum Association (IPA), organisasi non profit yang didirikan tahun 1971 yang beranggotakan para pemain besar minyak dan gas bumi di Indonesia. The 40th IPA Convex 2016 menghadirkan para pengambil keputusan, regulator, para ahli, investor, operator serta industri penunjang migas, berupaya mencari solusi bagi industri migas yang tengah tertekan akibat turunnya harga minyak dunia.

Pembukaan acara yang berlangsung 25-27 Mei 2016 ini, diisi dengan penandatanganan kontrak kerja sama Blok East Ambalat dan Blok Central Bangkanai serta penandatanganan  3 perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) yaitu PT ConocoPhillips (Grissik) Ltd. dengan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri), PT. Medco E&P Indonesia dengan PT. Meppo-Gen dan PT. Medco E&P Indonesia dengan Perusahaan Daerah Petrogas Ogan Ilir.

Menteri ESDM Sudirman Said mengawali sambutannya mengatakan, penyelenggaraan acara bergengsi ini meski tak seindah tahun-tahun sebelumnya, namun tetap semarak. “Baru saja Pak Presiden menelepon dan menanyakankan berapa banyak yang hadir dan ikut pameran. Saya katakan,  tetap semarak meski harga minyak sedang turun,” ujar Sudirman.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, para ahli atau pengamat mengatakan, rendahnya harga minyak tidak hanya merugikan bagi produsen  tetapi juga konsumen dan ekonomi secara keseluruhan karena di masa lalu ketika harga minyak terlalu rendah, investasi menjadi berkurang serta berdampak pada  perlambatan bahkan resesi ekonomi. Namun demikian, kata Sudirman, kita harus berpikir ulang apakah teori tersebut masih benar, mengingat banyaknya variabel baru yang dulu tidak ada. Misalnya, kemajuan pengembangan energi baru terbarukan dan migas non konvensional.

Pada kesempatan itu, Sudirman juga menyinggung rekomendasi Komite Eksplorasi Nasional (KEN) yang menemukan cadangan migas bisa mencapai 21,3 miliar barel. Jauh lebih besar dari yang selama ini digaungkan yaitu 5,2 miliar barel. Meski horizon baru ini masih harus dikaji secara mendalam, menurut Menteri ESDM, hal ini membuat industri migas harus bahu-membahu untuk membuktikan serta membesarkannya sebagai sumber daya baru.

Terkait perubahan selama 1,5  tahun kepemimpinannya, Sudirman mengatakan, sudah banyak hal dilakukan untuk menata pemerintahan dan mempermudah industri, meski belum sempurna. “Memangkas 60% perizinan itu bukan perkara mudah,  tetapi saya bersyukur jajaran di ESDM  ini mendukung kebijakan kami. Kami sedang menciutkan supaya tidak lebih dari 20 perizinan yang ada di migas,” paparnya.

Manajemen di Ditjen Migas dan SKK Migas, lanjutnya, saat ini juga lebih terbuka, fleksibel dan transparan. Sejumlah keputusan sulit telah dilakukan dan Pemerintah akan terus memberi kepastian bagaimana keputusan-keputusan diambil.

Mengakhiri sambutannya, Menteri ESDM mengharapkan agar penyelenggaraan acara yang memakan biaya US$ 1,5 juta ini tidak menjadi forum keluhan, melainkan ajang mencari solusi agar industri migas nasional dapat survive dan terus berkembang. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.