Jakarta, Pemerintah akan meningkatkan pengembangan ekonomi di wilayah Kepulauan Natuna, termasuk industri migas. Namun dalam pelaksananaannya, pengembangan migas di Natuna menghadapi sejumlah tantangan, antara lain dibutuhkan investasi yang sangat besar, terletak di remote area, kompleksitas subface dan kandungan CO2 yang mencapai 72% atau terbesar di dunia.
Hal itu dikemukakan Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja kepada wartawan dalam acara buka bersama di Gedung Migas, Kamis (30/6).
Wirat menjelaskan, di Kepulauan Natuna terdapat beberapa WK migas dan cadangan gas bumi terbesar diperkirakan berada di Blok East Natuna sebesar 46 TCF. Mengingat kandungan CO2 di Natuna sangat besar, dibutuhkan teknologi yang mampu memisahkan CO2 dengan harga yang relatif murah. “Teknologi yang ada saat ini, harganya cukup mahal sehingga mengakibatkan harga gasnya cukup tinggi kalau dikembangkan,” kata Wirat.
Tantangan lainnya adalah biaya investasi yang besar karena lokasinya yang di daerah terpencil. Konstruksinya juga harus dibuat terapung karena lokasinya yang jauh dari pulau-pulau lainnya. “Pulau yang terdekat jauh sekali dan letak lapangan gas jauh dari konsumen. Butuh pipa untuk penyambung,” tambahnya. (AN)