Jakarta, Usulan penurunan subsidi Solar dari Rp 1.000 per liter menjadi Rp 500 per liter, diperkirakan akan menghemat uang negara dalam 6 bulan ke depan sebesar Rp 4 triliun.
“Subsidi (Solar) kita volumenya 16 juta KL. Artinya kalau disubsidi Rp 16 triliun. Tapi kan sudah jalan 6 bulan, masih ada 6 bulan berikutnya. Jadi masih bisa mengurangi setengah dari sisa Rp 8 triliun yaitu Ro 4 triliun,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja usai rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (15/6) siang.
Penetapan subsidi Solar Rp 500 per liter, lanjut Wirat, merupakan hasil kalkulasi dengan harga minyak saat ini. Selain itu juga berdasarkan delta positif selama 3 bulan terakhir. “Beberapa bulan terakhir bisa dibilang kalau harga minyak relatif stabil. Naik sedikit-sedikit,” tambahnya.
Sesuai dengan tren tersebut, Pemerintah menilai harga Solar dapat dipertahankan hingga akhir tahun. Kecuali apabila terjadi lonjakan harga minyak yang tinggi sekali, misalnya mencapai US$ 65 per barel, maka harus dilakukan penyesuaian harga BBM. (AN)