Jakarta, Sepuluh hari setelah dilantik sebagai Menteri ESDM dan Wakil Menteri ESDM, Ignasius Jonan dan Arcandra Tahar melakukan pertemuan dengan wartawan di Kementerian ESDM, Rabu (27/10), untuk menyampaikan beberapa rencana kerja prioritas di sektor ESDM hingga akhir 2017. Untuk subsektor migas, rencana kerja prioritasnya antara lain, penyelesaian revisi PP Nomor 79 tahun 2010 dan penyelesaian rencana pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela.
Prioritas migas lainnya adalah penyelesaian kontrak bagi hasil Blok East Natuna, sesuai dengan arahan Presiden untuk segera diselesaikan. Selain itu, kebijakan BBM Satu Harga yang harus rampung pada awal Januari mendatang.
Program lainnya adalah pengelolaan harga gas agar lebih kompetitif dibandingkan negara ASEAN lainnya, terutama dengan negara yang tidak memiliki sumber daya gas bumi. "Masak harga gas jualnya (negara yang tidak punya gas), lebih murah dari yang punya gas," imbuh Jonan.
Dalam kesempatan itu, Menteri ESDM juga mendukung pembangunan kilang minyak baru maupun RDMP di dalam negeri. Apabila upaya yang dilakukan PT Pertamina (Persero) belum cukup, maka swasta juga diperbolehkan membangun kilang minyak. Pada saat ini, kebutuhan BBM Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari. Namun kapasitas terpasang kilang hanya 1,1 juta barel per hari dan yang bisa diproses menjadi BBM hanya 800.000 barel per hari.
Terakhir, terkait Participating Interest (PI) 10% atau hak kelola blok migas untuk daerah. Menurut Jonan, cara yang paling ideal terkait pembiayaan PI tersebut adalah dengan bekerja sama dengan pihak lain yang kemudian dibayar melalui bagi hasil. “PI tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan yang lebih merata untuk masyarakat setempat,” tutup Jonan. (DK)