Tiga Program Percepatan Pengembangan Natuna, Pemerintah Akan Tawarkan 6 WK Migas

Jakarta, Pemerintah telah menetapkan tiga program untuk pengembangan migas di Kepulauan Natuna yaitu penyiapan regulasi pengembangan Natuna, perubahan fiscal term agar lapangan migas  ekonomis untuk dikembangkan dan adanya  tambahan waktu eksplorasi seperti masa perpanjangan waktu pelaksanaan pemboran sumur eksplorasi.

Demikian benang merah pernyataan  Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja dalam konferensi pers mengenai Kinerja Sektor Migas Semester I Tahun 2016  di Kementerian ESDM, Jumat (22/7). Hadir dalam kesempatan itu, Menteri ESDM Sudirman Said, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Kepala BPH Migas Andy Sommeng dan  Ketua Komisi Eksplorasi Nasional Andang Bachtiar.

Wirat memaparkan, wilayah kerja migas yang berlokasi di Kepulauan Natuna, berjumlah 16 WK, terdiri dari 6 WK produksi, 10 WK eksplorasi di mana 3 diantaranya dalam proses terminasi karena waktu kontraknya telah habis dan belum berhasil memperoleh temuan migas.

Ke enam  WK migas  yang telah berproduksi tersebut adalah South Natuna Sea Block B yang dioperatori Conoco Phillips InC, Natuna Sea Block “A” yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B.V, Kakap oleh Star Energy (Kakap Ltd) dan Udang Block yang dikelola TAC Pertamina EP Pertahalahan Arnebrata Natuna. Dua lainnya adalah Sembilang yang dioeprasi Mandiri Panca Usaha dan Northwest Natuna oleh Santos. Kedua WK terakhir ini sudah berstasus eksploitasi namun belum berproduksi.

“Produksi terbesar dari 6 blok tersebut berasal dari South Natuna Sea Block B yang produksi minyaknya mencapai 19.888 barel per hari dan gas 235 MMSCFD,” tambah Wirat.

Seluruh total produksi migas di Natuna  saat ini, untuk gas 4890,3 MMSCFD serta minyak dan kondensat 25.113 BOPD. Total cadangan terbukti migas di Kepulauan Natuna adalah untuk gas  sebesar 4 TSCF dan minyak serta kondensat 201,401 MMSTB.

Sementara itu dari WK eksplorasi, sebenarnya salah satu WK yaitu Tuna, telah berhasil menemukan cadangan migas, Namun lantaran jaraknya yang sangat jauh dan cadangannya yang tidak terlalu besar, maka saat ini belum dapat diproduksikan. “Dengan menggunakan split atau fiskal term yang ada sekarang, Tuna ini tidak bis diproduksikan. Inilah kita membutuhkan program percepatan agar bisa diproduksikan,” ujar Wirat.

Pemerintah juga berencana menawarkan 6 WK migas di Natuna, di mana 4 diantaranya akan ditawarkan pada tahun 2016  yaitu East Natuna, Bukit Barat, Dorang dan Emas Putih. Serta 2 WK lainnya ditawarkan tahun 2017 yaitu Durian dan South Tuna.

East Natuna

Sementara itu terkait percepatan Blok East Natuna, jelas Wirat, blok migas tersebut memiliki 2 level di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak. Cadangan gas di East Natuna diperkirakan 4 kali lipat dari Blok Masela. Sementara untuk minyak, cadangannya tidak terlalu besar namun lebih baik jika dapat diproduksikan lebih cepat. Diperkirakan diperlukan waktu 3 tahun agar kandungan minyaknya dapat berproduksi. Besaran produksinya sekitar 7-15 ribu barel per hari.

Untuk mempercepat pengembangan Blok East Natuna, maka program yang harus dilakukan adalah melakukan kajian teknologi dan market review oleh Pertamina yang memakan waktu 2 tahun. Namun Pemerintah telah meminta agar BUMN tersebut mempercepat waktunya menjadi 1,5 tahun sehingga tahun 2017 sudah dapat ditetapkan PSC yang baru.

Program lainnya adalah pemanfaatan cadangan minyak, misalnya untuk bahan bakar TNI, pengembangan kilang mini yang berkapasitas 7-15 ribu barel per hari. “ Kalau  East Natuna ada fasilitas,  maka WK  yang letaknya paling ujung (WK Tuna) bisa menggunakan fasilitas bersama-sama,” tutup Wirat. (TW)  

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.