Jakarta – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, sebagai salah satu unit eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), kembali menunjukkan komitmen untuk pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Hal ini ditunjukkan dengan semangat jajaran pimpinan di Ditjen Migas yang siap menjadi role model pelayan masyarakat, sekaligus terus mengembangkan inovasi pelayanan publik yang bermanfaat bagi masyarakat.
Di hadapan Tim Evaluator dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Rabu (21/08), tiga unit eselon II yang memiliki layanan publik yakni Direktorat Pembinaan Program Migas, Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas, dan Direktorat Pembinaan Teknik dan Lingkungan Migas berkesempatan memberikan paparan terkait perkembangan pembangunan ZI di lingkungan unitnya.
Pada kesempatan tersebut, masing-masing pimpinan eselon II diminta untuk memaparkan perkembangan pembangunan ZI yang dinilai melalui enam area perubahan, yaitu Manajemen Perubahan, Penataan Tata Laksana, Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas, Penguatan Pengawasan, dan Pelayanan Publik. Dalam waktu tiga puluh menit, masing-masing pimpinan diberi kesempatan menyampaikan core business unitnya serta hasil pembangunan ZI pada enam area tersebut.
Pimpinan Sebagai Role Model
Pada kesempatan pertama, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas, DR. Ir. Adhi Wibowo, M.S.c, mengawali dengan menyampaikan internalisasi nilai KESDM yang disingkat Jurnal Melati (Jujur, Profesional, Melayani, Inovatif, dan Berarti)
Menurut Adhi, sebagai ASN nilai-nilai KESDM harus inheren dalam diri masing-masing pegawai. ASN harus memegang teguh kejujuran dan jiwa melayani. “Terlebih di unit teknis yang melayani urusan safety, sangat dituntut kompetensi dan profesionalitas, bahkan inovasi yang mempermudah pelayanan publik juga terus dilakukan. Selanjutnya, setelah semua nilai terpenuhi, maka ASN akan menjadi insan yang lebih berarti,” jelasnya.
Agar nilai-nilai tidak menjadi sekedar slogan, pimpinan unit eselon II di lingkungan Ditjen Migas juga menjadi role model dalam mewujudkan ZI. Role model kedisiplinan misalnya, ditunjukkan oleh Direktur Pembinaan Program Migas, Soerjaningsih. Pada laporan Sistem Informasi Pegawai yang dapat diakses pada aplikasi sipeg.esdm.esdm.go.id diperoleh keterangan bahwa pada kurun waktu 2018, Soerjaningsih menunjukkan konsistensi kehadiran yang selalu tepat waktu, dengan prosentase kehadiran 113,02%. Kedisiplinan ini harapannya akan menjadi contoh sekaligus motivasi bagi pejabat maupun pegawai yang lain untuk tepat waktu, bekerja lebih efisien dan professional.
Role model juga ditunjukkan, Soerjaningsih dengan memimpin dan memantau langsung kegiatan pelayanan publik di Direktorat Pembinaan Program Migas, salah satunya pendampingan pengurusan Surat Keterangan Usaha Penunjang Migas (SKUP).
“Saya memimpin langsung kegiatan sosialisasi SKUP dan klinik pendampingan pengurusan SKUP. Saya terlibat dan membantu langsung para Badan Usaha yang masih mengalami kesulitan dalam pengurusan SKUP Migas,” imbuhnya.
Keseriusan Ditjen Migas dalam pencegahan gratifikasi juga ditunjukkan oleh Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas. Ir. Muhammad Rizwi Jilanisaf Hisjam, sebagai role model pencegahan gratifikasi di unitnya, Rizwi telah menandatangani Pakta Integritas Pengendalian Gratifikasi.
“Bahkan surat penugasan ASN untuk verifikasi ke lapangan, ditulis keterangan bahwa biaya perjalanan dinas ASN tersebut dibebankan pada APBN Ditjen Migas (tidak dibebabkan pada Badan Usaha). Hal ini sekaligus menjadi langkah pencegahan peluang gratifikasi,” imbuh Rizwi.
Komitmen Pimpinan Membuat Inovasi Pelayanan Publik
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana KESDM, Mohammad Hidayat mengungkapkan bahwa saat ini Kementerian ESDM memiliki modal yang baik menuju raihan ZI yang dijalankan.
"Kementerian ESDM termasuk 30 dari 87 Kementerian/Lembaga yang telah berhasil mencapai indeks di atas 75, dan diikuti dengan kenaikan Tunjangan Kinerja 80%. Bapak Menteri ESDM terus memacu kita semua, agar pada tahun 2020 indeks Reformasi Birokarasi Kementerian ESDM terus meningkat," ungkap Hidayat pada acara Evaluasi Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM di Lingkungan Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa (20/8).
Hidayat juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas komitmen pimpinan di setiap unit kerja yang telah banyak meluangkan waktu dalam membuat inovasi-inovasi sehingga mampu memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat.
"Saat mengunjungi lapangan, saya menemukan banyak inovasi yang (manfaatnya) dirasakan langsung ke masyarakat dan saya sangat memberikan apresiasi yang tinggi atas komitmennya," imbuh Hidayat.
Hidayat mengungkapkan, efektivitas ZI sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan dan seluruh jajaran pegawai di dalamnya, untuk meraihnya masih banyak yang harus dikerjakan. Semakin berkembangnya inovasi-inovasi di unit satuan kerja dan keberadaan unit kerja yang semakin dirasakan ditengah-tengah masyarakat merupakan salah satu indikatornya.
"Zona Integritas adalah tujuan akhir, sementara WBK atau WBBM adalah proses. Masih banyak yang harus dikerjakan, tak perlu ragu memantapkan diri menuju zona nyaman baru ini," tutup Hidayat.
Sebagai informasi, tahun 2019 Kementerian ESDM mengusulkan 25 satuan kerja menuju WBK/WBBM, dengan rincian 21 satuan kerja menuju WBK dan 4 satuan kerja menuju WBBM. (RAW)