Jakarta, Pemerintah berkomitmen untuk tetap fokus menjaga investasi sektor energi dan sumber daya mineral dalam lima tahun mendatang. Sektor minyak dan gas bumi dinilai tetap punya peluang besar dalam menggaet investor dengan total nilai investasi sekitar US$ 117 miliar hingga tahun 2024.
"Kami perkirakan akan ada investasi senilai US$ 117 miliar yang masuk di hilir dan hulu migas dalam lima tahun mendatang," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Rabu (19/2).
Agung merinci, total investasi tersebut diperoleh secara bertahap di mulai dari tahun 2020 sebesar US$ 15 miliar, US$ 20 miliar di tahun 2021, kemudian berturut-turut pada tahun 2022 (US$ 25 miliar), 2023 (US$ 29 miliar) dan 2024 (US$ 28 miliar).
Optimisme penetapan target investasi migas, jelas Agung, mempertimbangkan realisasi tahun 2019 sebesar US$ 12,5 yang mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir, terutama di sektor hulu migas. Investasi hulu migas tercatat senilai US$ 11,49 miliar pada 2019 atau meningkat dibandingkan dengan capaian 2017 yang senilai US$ 10,27 miliar.
"Kami yakin target investasi tersebut cukup realistis mengingat akan berjalan beberapa proyek strategis migas serta masih adanya 128 cekungan berisi minyak dan gas yang akan beroperasi. Bahkan beberapa wilayah kerja migas yang sudah dieksploitasi lama masih punya potensi," tegas Agung.
Hal yang sama terjadi pada sektor hilir, peluang meningkatnya invetasi didorong dari makin meluasnya sejumlah program pembangunan infrastruktur, seperti program Bahan Bakar Minyak (BBM) di 500 titik, 3,5 juta sambungan jaringan gas kota, pembagian konverter kit BBM ke BBG untuk nelayan dan petani hingga pembangunan pipa transmisi gas.
"Kementerian ESDM akan terbuka kepada siapa saja yang serius menamkan modalnya untuk membangun sektor ESDM lebih baik," tutup Agung. (NA)