Berdasarkan data Tekmira
Balitbang Kementerian ESDM, di dunia, produksi syngas dari batu bara telah dilakukan secara komersial sejak 50-an.
Hingga saat ini terdapat 53 plant gasifikasi
batu bara yang memproduksi syngas
untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kimia seperti pupuk dan
petrokimia, listrik dan gas kota.
Di Indonesia, pernah terdapat
beberapa pabrik gas di kota-kota besar yang memproduksi gas kota melalui proses
karbonisasi terhadap batu bara. Pabrik-pabrik gas kota ditutup tahun 70-an dan
diganti gas alam.
Tekmira sendiri telah melakukan
penelitian dan pengembangan gasifikasi batu bara sejak 1994 untuk memproduksi
gas bakar dan syngas. Tekmira juga
bekerja sama dengan pihak Jepang untuk mengembangkan syngas. Dari hasil kerja sama itu, diketahui bahwa kendala yang
dapat menghambat pengembangan plant
komersial gasifikasi batu bara untuk memproduksi syngas di Indonesia, antara lain tidak adanya jaminan pasar syngas, harga gas dan infrastruktur
serta harga batu bara.
Syngas telah dikembangkan secara komersial di AS. Antara lain
oleh Dakota Gasification Co., yang
memproduksi syngas 152 MMSCFD.
Perusahaan tersebut membangun plant dengan
menggunakan dana pemerintah pada tahun 1984.