“Pemerintah Indonesia
menargetkan pada tahun 2025 kontribusi minyak bumi sekitar 20%, gas bumi 30%
dan energi terbarukan 17%,†kata Menteri ESDM Jero Wacik saat memberikan sambutan di acara World
Energy Forum di Dubai, Persatuan Emirat Arab, Senin, (22/10).
Lebih lanjut Wacik memaparkan, meskipun Indonesia termasuk negara penghasil
energi, namun juga merupakan salah satu
cikal bakal negara konsumen energi terbesar dunia. Saat ini, bahan bakar fosil
berkontribusi sebesar 94% terhadap bauran energi nasional, yang terdiri atas
47% berbasis minyak bumi, 21% gas bumi, dan 26% batubara.
“Dengan pertumbuhan ekonomi 6,3-6,8% per tahun,
kebutuhan energi diproyeksikan tumbuh sekitar 6% per tahun sampai dengan 2014,â€Â
tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Wacik mengemukakan, peran energi fosil seperti minyak bumi, gas bumi dan batubara dalam
berbagai kegiatan ekonomi saat ini belum tergantikan. Ketersediaan cadangan bahan bakar
fosil masih menjadi tolok ukur bagi ketahanan energi suatu negara. Minyak bumi
masih akan mendominasi bauran energi primer dunia hingga tahun 2050.
“Berdasarkan data IMF, sampai dengan tahun 2035, dunia masih bergantung pada
bahan bakar fosil. Banyak event-event geopolitik memperlihatkan bahwa ketahanan
energi menjadi isu utama di masa depan. Minyak bumi mendominasi bauran energi
primer dunia sampai tahun 2050,†ujarnya.
Hampir
semua sumber minyak bumi berlokasi di Timur Tengah. Akibatnya, situasi
geopolitik Timur Tengah menjadi salah satu faktor dasar yang meningkatkan harga
minyak dunia.
World Energy Forum adalah Organisasi Internasional Non-Profit yang
mempromosikan kegiatan-kegiatan di bidang hemat energi dan energi bersih dalam
kerangka sustainable development. Organisasi ini didirikan oleh Prof.
Harold Hyuk-Suk pada tahun 2008. Sesuai dengan penetapan tahun 2012 sebagai International
Year of Sustainable Energy for All oleh PBB, salah satu tujuan utama forum
ini adalah menyusun roadmap sustainable energy mix yang dapat memacu perkembangan
ekonomi dan sosial global.