Rakor Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas

Bogor, Tantangan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pembangunan infrastruktur migas di masa depan akan semakin berat. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas di antara para pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal.

Terkait hal tersebut, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi di Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12). Tema yang diambil dalam pertemuan ini adalah Refleksi 2019 dan Program Kerja 2020.

Rakor dihadiri oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto, Sekretaris Ditjen Migas Iwan Prasetya Adhi, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Adhi Wibowo, wakil dari Inspektorat KESDM, para pegawai di lingkungan Ditjen Migas serta undangan lainnya.

“Beberapa tahun terakhir dan ke depan, tugas Ditjen Migas antara lain didominasi oleh kegiatan-kegiatan perencanaan dan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas), juga pembagian konverter kit untuk nelayan dan petani. Agar kegiatan berjalan lancar, selain sinergitas, juga diperlukan akuntabilitas dalam menjalankan tugas ini,” ujar Sesditjen Migas Iwan Prasetya Adhi dalam laporannya pada awal acara.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso memaparkan, pembangunan infrastruktur migas tahun 2019, secara umum sesuai target dan akan rampung pada akhir bulan Desember 2019.

Anggaran pembangunan infrastruktur migas tahun 2019 mencapai Rp 789,205 miliar yang dibagi dalam empat kegiatan yaitu pembangunan jargas di 16 lokasi sebanyak 74.216 SR, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan di 38 lokasi sebanyak 13.305 paket, Konversi BBM ke BBG untuk Petani di 4 lokasi dengan jumlah 1.000 paket serta reviu FEED-DEDC pembangunan jargas di 15 lokasi.

“Pembagian konkit untuk nelayan dan petani sudah selesai 100%. Distribusi konverter kit (konkit) untuk petani belum merata karena ada daerah yang direlokasi (pembagian konkit) karena data-datanya persyaratan tidak tersedia,” jelas Ali.

Sementara untuk perencanaan dan pembangunan infrastruktur tahun 2020, total anggaran mencapai Rp 4,115 triliun, di mana Rp 3,79 triliun merupakan anggaran infrastruktur atau 92,13%. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan jargas 266.070 SR, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan sebanyak 40.000 paket, Konversi Minyak Tanah ke LPG 3 kg sebanyak 522.616 paket, Konversi BBM ke BBG untuk Petani sebanyak 10.000 paket, 1 layanan infrastruktur serta studi pendahuluan pembangunan jargas melalui skema KPBU.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto mengapresiasi upaya yang dilakukan seluruh pihak terkait sehingga pembangunan infrastruktur tahun 2019 berjalan sesuai target. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu sangat penting karena tanggung jawab pembangunan infrastruktur migas tahun 2020 jauh lebih besar.

“Anggaran tahun 2020 sangat besar. Kita harus kompak dan dengan dukungan semua pihak, bersama-sama menyelesaikan tugas dengan baik. Jangan sampai ada temuan. Mohon mengawal administrasi keuangan,” katanya. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.