Program Agen Perubahan Ditjen Migas: Sharing Session Tektonik dan Geologi Petroleum di Wilayah Timur Indonesia

Jakarta, Program agen perubahan yang secara rutin diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Migas, Jumat (20/9), mengangkat tema Tektonik dan Geologi Petroleum di Wilayah Timur Indonesia (Tectonics and Petroleum Geology of Eastern Indonesia). Narasumber yang dihadirkan merupakan sosok yang sudah tidak asing lagi dalam dunia geologi yaitu Awang Harun Satyana, yang saat ini menjabat sebagai Tenaga Ahli di SKK Migas.

“Kami sangat bersyukur dengan adanya sharing session ini makin menambah wawasan kita semua sebagai pegawai Direktorat Jenderal Migas dan ini beberapa rangkaian dari Program Agen Perubahan di sini. Ini cukup menarik dan kita patut berterima kasih juga kepada Agen Perubahan di Ditjen Migas,” kata Ardhi Krisnanto, Kepala Sub Direktorat Pengembangan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Konvensional.

Dalam paparannya, Awang menjelaskan bahwa lempeng-lempeng disusun oleh banyak microplate, lempeng-lempeng kecil yaitu terrane. “Jadi kita sekarang berbicara tektonik itu sudah terrane tektonik, jadi bagian kecil dari lempeng-lempeng itu. Nah ini akan melandasi semua akan mengontrol geologi Indonesia. Nanti geologi Indonesia akan mengontrol penyebaran semua cekungan, dan penyebaran cekungan-cekungan akan mengontrol distribusi migas kita," katanya.

Setting tektonik di Indonesia saat ini terdiri dari tiga yaitu Barat (Sunda Shelf), Tengah (antara Sunda dan Sahul Shelf) dan Timur (Sahul Shelf). Pertambahan terrane di Indonesia dipengaruhi oleh pergerakan lempeng secara regional dan global.

Menurut sumber mod. Howes (2000), ada tiga group sistem petroleum yang ada di kawasan regional Indonesia yaitu Eurasian Petroleum Systems, Pacific Petroleum Systems dan Australasian Petroleum Systems.

Wilayah Timur Indonesia dan PNG masuk ke dalam Australasian Petroleum Systems yang secara geologis lebih kompleks. Sebagian adalah Jurassic-Cretaceous, sedikit dipahami, kurang dieksplorasi dan baru saja terjadi penemuan gas (Mesozoikum).

Dalam cakupan Tektonik dan Geologi Petroleum, wilayah Timur Indonesia terbagi atas 7 wilayah yaitu Selat Makassar (Makassar Straits), Sulawesi, Sunda Kecil (Lesser Sunda), Busur Banda (Banda Arc), Halmahera, Papua, Laut Arafura (Arafura Sea).

Awang Harun menutup paparannya dengan menambahkan bahwa sejak tahun 2000 hingga 2015, terdapat penemuan lapangan-lapangan baru yang signifikan. Hal ini memungkinkan adanya penambahan ‘play types’ baru di Indonesia Timur yang memungkinkan adanya penemuan-penemuan lapangan besar baru di masa depan. (MRP)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.