Pertemuan Bilateral Menteri ESDM dengan Negara-Negara Produsen Minyak

Wina, Disela-sela acara 6th International OPEC Seminar di Hofburg Palace, Wina, Menteri ESDM Sudirman Said melakukan pertemuan dengan beberapa negara penghasil minyak seperti Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Kuwait, Angola, Irak dan Iran. Pertemuan bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di bidang migas, terutama kepentingan jangka panjang terkait pengamanan pasokan minyak bagi kebutuhan dalam negeri.

Mendampingi Menteri ESDM dalam pertemuan bilateral tersebut, Dirjen Migas IGN Wiratmaja, Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM Widyawan Prawiraatmadja, Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng dan perwakilan dari KBRI Austria.

Secara umum, perwakilan dari negara-negara tersebut menyatakan dukungannya untuk membuka peluang investasi. Dalam pertemuan dengan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazroui, kerjasama yang ditawarkan mencakup sisi hulu sampai hilir. Pada sisi hulu, Pemerintah UEA membuka peluang untuk berinvestasi melalui perusahaan nasional negara tersebut yakni Mubadala Petroleum untuk mengoperasikan blok-blok migas di Indonesia. “Saat ini Mubadala sudah mengoperasikan Blok Sebuku dan juga sedang melakukan joint study di wilayah Natuna,” kata Sudirman.

Sedangkan pada sisi hilir, Pemerintah UEA menawarkan pasokan minyak mentah dan BBM dengan skema pembelian langsung antar perusahaan nasional tanpa perantara serta investasi untuk pembangunan kilang minyak.

Sementara dalam pertemuan dengan Menteri Petroleum Angola José Maria Botelho de Vasconcelos, dibahasbeberapa peluang seperti suplai minyak mentah untuk Indonesia. Saat ini, Indonesia membeli minyak mentah sebanyak 1 juta barel per bulan dari Angola.“Pemerintah Indonesia bersama Pertamina mengatakan, Indonesia memerlukan lebih banyak lagi minyak mentah sebagai konsekuensi proses revitalisasi kapasitas kilang dari 800.000 barel per hari menjadi 1,6 juta barel per hari,” papar Sudirman.

Di sisi hulu, Pemerintah juga mendorong Pertamina dan perusahaan nasional Angola yaitu Sonangol untuk bekerjasama dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi di ladang-ladang minyak di Angola. Di hilir, kedua negara sepakat mendorong perusahaan nasional masing-masing untuk membangun membangun refinery bersama-sama di Indonesia untuk benefit bersama yaitu Angola memiliki pembeli minyak mentah jangka panjang, Indonesia juga memperoleh pemasok minyak mentah jangka panjang.

Dalam pertemuan dengan Menteri Perminyakan Arab SaudiAli Al-Naimi dan Wakil Menteri Perminyakan Pangeran Abdulaziz bin Salman al-Saud, Arab Saudi mengapresiasi peran Indonesia sebagai founder OPEC dan sangat mendukung Indonesia untuk kembali bergabung dalam organisasi tersebut. Arab Saudi selama ini menjadi pemasok utama minyak mentah untuk Indonesia sebanyak 40 juta barel pada tahun 2014. Pemerintah Arab Saudi menyatakan mendorong perusahaan nasional Arab Saudi yaitu Saudi Aramco untuk secara profesional berinvestasi dalam pembangunan kilang di Indonesia guna menjamin kontinuitas pasokan jangka panjang bagi Indonesia sebagai konsumen/pembelidan Arab Saudi sebagai produsen.

Senada dengan Arab Saudi, Pemerintah Kuwait mendorong perusahaan nasional Kuwait yaitu Kufpec untuk investasi di Indonesia. Saat ini, Kufpec telah memiliki share di beberapa blok di Indonesia. Di sisi lain, Pemerintah Kuwait memiliki potensi untuk menyuplai minyak mentah dalam jangka panjang untuk Indonesia. Terlebih lagi, Pemerintah Kuwait pernah berkomitmen untuk berinvestasi dalam pembangunan kilang dan bersedia memasok crude untuk Indonesia. “Pemerintah Kuwait meminta hal tersebut untuk dipertimbangkan lagi untuk dapat segera diimplementasikan. Pemerintah Indonesia meminta untuk diberikan kesempatan untuk berpartisipasi interest dalam kegiatan usaha hulu di Kuwait. Indonesia membutuhkan security supply crude untuk jangka panjang,” jelas Sudirman.

Potensi pasokan minyak jangka panjang untuk Indonesia serta partisipasi dalam pembangunan kilang, juga dibicarakan dalam pertemuan dengan Pemerintah Irak. Negara tersebut juga membuka kesempatan bagi Pertamina untuk memperluas atau memperbesar partisipasi dalam kegiatan usaha hulu migas. Pertamina saat ini memiliki share di blok West Qurna bersama Lukoil dan LITASCO dengan produksi 1 juta barel per bulan.

Sedangkan pada pertemuan bilateral dengan Pemerintah Iran, kedua negara melanjutka pertemuan kunjungan Menko Perkonomian bersama Menteri ESDM di Iran beberapa waktulalu, antara lain kemungkinan Pertamina untuk masuk ke dalam kegiatan usaha hulu baik sebagai operator atau pemegang share. Selain itu, sedang dilakukan diskusi lebih mendetil mengenai suplai minyak dalam jumlah besar dan jangka panjang dari Iran untuk Indonesia. Untuk transaksinya, masih dalam proyeksi ke depan, menunggu sanksi perdagangan terhadap negara Iran oleh komunitas internasional dicabut. Iran juga menawarkan kondensat dalam jumlah besar dan LPG. Produksi Iran untuk kondensat 1 juta barel dan produksi LPG 15 juta MT.

Di sisi lain, Iran membuka kesempatan untuk indonesia investasi dalam bidang pupuk di mana harga gas di Iran sangat murah, hanya sekitar US$ 2-3 per MMBTU. Apabila program ini diimplementasikan, Indonesia dapat memiliki suplai pupuk urea yang kompetitif dalam jangka panjang. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.