Pencapaian Satu Tahun Kinerja Sub Sektor Migas

Jakarta, Dalam waktu satu tahun, Kementerian ESDM khususnya di sub sektor migas telah melakukan banyak hal, dari hulu hingga hilir. Terdapat lima pencapaian utama di sub sektor ini yaitu perpanjangan kontrak, penemuan cadangan migas baru oleh Komite Eksplorasi Nasional, kilang minyak, penurunan impor BBM dan peningkatan kapasitas penyimpanan BBM.

Pencapaian pertama adalah memberikan kepastian 12 blok migas yang kontraknya berakhir, termasuk keputusan terhadap Blok Mahakam dan pemberian participating interest (PI) 10% kepada Pemerintah Daerah.

Menurut Menteri ESDM Sudirman Said dalam konferensi pers mengenai satu tahun kinerja Kementerian ESDM di Gedung Bimasena, Minggu (8/11), keputusan mengenai 12 blok ini dilakukan Pemerintah setelah sebelumnya menerbitkan regulasi yang diharapkan dapat memastikan, memudahkan dan memberikan kepastian serta menjaga diskresi supaya Menteri ESDM tidak berjalan dengan jalurnya sendiri, melainkan berdasarkan sistem. “Setelah sistemnya ditata, keputusan itu diambil dengan cepat. Jadi tidak tergantung kemauannya Menteri ESDM,” tegasnya.

Sementara itu mengenai pemberian PI 10% kepada Pemda, dilakukan Kementerian ESDM sebagai sesuatu yang melembaga, bukan tergantung pada kebijakan Menteri ESDM. Hal ini sesuai dengan aturan yang berlaku. Saat ini, sebanyak 5 Pemda telah menerima PI 10% dan jumlahnya akan terus bertambah, selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Pencapaian kedua adalah penemuan cadangan migas sebesar 52 miliar barel setara minyak yang siap di PoD-kan oleh Komite Eksplorasi Nasional yang dipimpin Andang Bachtiar. Tim ini juga menemukan cadangan sebesar 16,6 miliar barel setara minyak yang masih membutuhkan uji sumur.

“Penemuan ini penting agar kita tidak semata-mata bergerak pada proven reserve, tetapi angka-angka yang terusterus dieksplorasi ke depan,” ujar Sudirman

Pencapaian ketiga terkait kilang minyak.Pemerintah telah mengambil alih kilang TPPI yang kegiatan operasinya dilakukan oleh PT Pertamina. Hingga saat ini, produksi TPPI telah mencapai 80% dan jika telah berproduksi penuh, dapat mencapai 100.000 barel per hari. Hal ini akan menurunkan impor Premium sekitar 30%. Di sisi lain, kondensat yang selama ini diekspor, juga akan diolah di Kilang TPPI.

Selain itu, telah selesainya proyek RFCC di Cilacap yang berarti akan menekan impor Solar. Bahkan bukan tidak mungkin, pada tahun 2016 mendatang, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor Solar. Hal ini selain karena kebutuhan Solar yang menurun akibat konversi BBM ke BBG, tetapi juga lantaran adanya perbaikan manajemen suplai.

Pencapaian keempat, turunnya impor BBM yaitu Premium turun sebasar 37% dan Solar 84%.

Pencapaian kelima, peningkatan kapasitas tangki penyimpanan sebesar 12% setelah Pemerintah melakukan identifikasi tangki-tangki KKKS dan swasta untuk dijadikan tempat penyimpanan BBM.

Lainnya, konsumsi harian BBM sebesar 189.000 KL, menunjukkan penurunan 9% dibanding tahun 2014 yang mencapai 171.000 KL. Ketahanan stok BBM juga meningkat dari 24,3 hari pada tahun 2014 menjadi 29,3% pada tahun 2015 atau naik sekitar 20%. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.