Pemerintah Resmi Perpanjang Kontrak Tangguh Hingga 2055

Jakarta, Pemerintah Indonesia menyetujui perpanjangan  Kontrak Kerja Sama Tangguh (KKS Tangguh)  kepada BP sebagai operator dan mitra KKS Tangguh selama 20 tahun, mulai 2035 hingga 2055. KKS Tangguh yang terdiri atas KKS Berau, Muturi dan Wiriagar, menghasilkan liquified natural gas (LNG).

Penandatanganan perpanjangan kontrak  dilakukan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, BP Regional President Asia Pacific Kathy Wu, serta perwakilan mitra KKS Tangguh di Ruang Sarula Kementerian ESDM, Jumat (23/12), disaksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif, serta dihadiri oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Noor Arifin Muhammad dan pihak terkait lainnya.

Perpanjangan Tangguh tidak hanya memberikan kepastian investasi bagi upaya peningkatan produksi minyak dan gas nasional, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang.

Investasi baru yang dihasilkan dari perpanjangan ini sampai akhir masa kontrak diperkirakan sekitar US$4,6 miliar atau setara dengan Rp66,7 triliun. Untuk penerimaan negara di tahun 2035 sampai akhir masa kontrak diperkirakan sekitar US$5,5 miliar atau setara dengan Rp79,75 triliun, serta dampak positif berupa kontribusinya dalam menggerakkan perekonomian nasional maupun daerah maupun dampak berganda lainnya.



Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, perpanjangan kontrak ini akan akan memastikan ketersediaan LNG dalam memenuhi kebutuhan, tidak hanya kebutuhan domestik, namun juga untuk mendukung kebutuhan LNG negara lain. Salah satunya untuk mendukung pencapaian target transisi energi Indonesia.

"LNG sangat penting bagi Indonesia. Sebagai negara yang tengah memasuki periode transisi energi, kami harus mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Kami percaya bahwa gas akan memiliki peran penting dalam mencapai target tersebut. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi gas di masa depan, maka dari itu Pemerintah meminta Kontraktor untuk dapat bekerja sama dan mengembangkan sumber daya," ujar Arifin.

Menteri Arifin menyampaikan terima kasih kepada BP atas  komitmennya  menjadi mitra Indonesia. Arifin juga menegaskan kembali dukungannya atas  pengembangan hulu migas Indonesia. "Kami di sini untuk mendukung pelaku usaha hulu migas, mari bekerja bersama," katanya.

Kontrak kerja sama Tangguh sejatinya baru akan berakhir 2035. Persetujuan perpanjangan kontrak diteken lebih cepat karena BP akan melakukan eksplorasi lebih awal di lapangan-lapangan baru. "Dia (BP) akan melakukan eksplorasi dari sekarang di lapangan baru. Kan kalau lapangan baru perlu waktu panjang dari identifikasi, hingga produksi. Ini harus kita pahami bersama," ujar Arifin.

Terkait perpanjangan kontrak ini, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, berdasarkan peraturan, perpanjangan kontrak dapat dilakukan lebih cepat dari batas waktu 10 tahun dengan catatan ada jual beli atau head of agreement (HoA) atau letter of intent (LoI) pihak yang akan menggunakan gas produksi lapangan-lapangan tersebut. "BP ada pembeli (gasnya), jadi memenuhi bisa (diperpanjang) lebih cepat dari 10 tahun," papar Tutuka.

Eksplorasi lebih cepat yang akan dilakukan BP dan mitranya, kata Tutuka, harus dilakukan saat ini karena tahun 2026 produksinya akan mulai turun. "Kalau sekarang tidak dilakukan pemboran eksplorasi, nanti turun produksinya. Jadi hitungannya kenapa lebih cepat dari 10 tahun karena akan jatuh dulu (produksinya) tahun 2026 atau 2027. Pokoknya sebelum 2030 sudah turun dia. Nah ini dia majukan supaya datar terus (produksinya). Kalau jual beli gas kan harus plato," tambah Tutuka.

BP Executive Vice President Anja-Isabel Dotzenrath, mengatakan bahwa perpanjangan ini mencerminkan komitmen jangka panjang BP terhadap Indonesia.

"Hal ini memberikan kami kesempatan untuk melanjutkan pekerjaan luar biasa yang tim kami di Indonesia telah lakukan selama ini, bersama dengan para mitra kami dan dengan dukungan kuat dari Pemerintah, untuk menghasilkan gas alam dari Tangguh secara andal dan aman untuk Indonesia, dan pasar-pasar lainnya. Perpanjangan ini membantu membuka peluang-peluang baru bagi masa depan Tangguh," ujarnya.

BP berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atas dukungan untuk proyek penting ini dan menantikan kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Tangguh LNG merupakan suatu pengembangan dari enam lapangan gas terpadu yang terletak di wilayah KKS Wiriagar, Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Cadangan gas ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik BP). Anak perusahaan lain milik BP lainnya dalam pengembangan Tangguh LNG ini adalah BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar Overseas Ltd., sehingga membuat BP memiliki 40,22% kepemilikan di Tangguh LNG.

Mitra-mitra kerja lainnya adalah MI Berau B.V. (16,30%), CNOOC Muturi Ltd. (13,90%)  Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12,23%)  KG Berau Petroleum Ltd (8,56%),  KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1,44%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%). 

Tangguh mulai berproduksi pada tahun 2009  atau empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah. Kini, Tangguh tengah menambah  satu kilang LNG baru yaitu Train 3  dan diperkirakan rampung pada kuartal I tahun 2023. (TW/IR)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.