Pemerintah Dukung Pertamina –Exxon Perkuat Kerja Sama Pengembangan CCS

Jakarta, Pemerintah mendukung kerja sama PT Pertamina dan PT  ExxonMobil Indonesia untuk pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS) yang dilakukan dalam rangka upaya penurunan emisi karbon sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi. Kerja sama ini menjadi landasan yang kokoh bagi Indonesia untuk  mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Kesepakatan bersama ini merupakan landasan yang kokoh bagi Indonesia untuk secara mencapai target nol bersih Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan yang didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada acara Penandatanganan  Head of Agreement (HoA) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan President Asia Pacific Exxon Mobile Low Carbon Solution and President ExxonMobil Indonesia Irtiza Sayyed, di Nusa Dua, Bali, Minggu  (13/11). Hadir pula dalam acara ini Duta Besar A.S. untuk Republik Indonesia Sung Y. Kim, serta Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji.

Menko Marves   menyampaikan,  Pemerintah Indonesia sedang berupaya mengembangkan regulasi yang mendukung Carbon Capture & Storage (CCS) dan memulai pembahasan dengan Pemerintah di wilayah lain.

Studi bersama Pertamina dan ExxonMobil berhasil menemukan potensi karbon dioksida (C02) dengan kapasitas hingga 1 miliar ton yang ditemukan di lapangan migas Pertamina. Kapasitas CO2 besar ini bisa untuk menyimpan secara permanen CO2 emisi seluruh Indonesia pada rata-rata saat ini, hingga 16 tahun ke depan..

Kerja sama Pertamina dengan Exxon dilakukan melalui studi bersama untuk melihat potensi penyimpanan CO2 di formasi saline di wilayah kerja Pertamina. Selain itu, Pertamina juga sedang melakukan studi bagaimana upaya dan inisiatif dekarbonisasi salah satunya melalui CCS yang diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional.

Penandatangan HoA ini merupakan tindak lanjut Joint Study Agreement (JSA) yang ditandatangani di Amerika Serikat pada 13 Mei 2022. Melalui penguatan kerja sama ini, Pertamina dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi OSES dengan potensi untuk menyimpan CO2 domestik dan internasional. 

Secara singkat, CCS/CCUS merupakan  penangkapan CO2  pada gas buang  dari berbagai sumber seperti migas atau lainnya dengan menggunakan teknologi yang ada, selanjutnya dimurnikan dan dikompresi untuk diangkut ke lokasi injeksi seperti lapangan migas atau aquifer, sebagai upaya untuk meningkatkan produksi migas. CO2 bisa juga dimanfaatkan untuk produksi material bangunan, chemcal, plastik dan mineralisasi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji pada Peresmian Injeksi Perdana CO2 ke Sumur JTB-161 di Lapangan Jatibarang, Indramayu, 31 Oktober 2022 menyampaikan, berdasarkan Special Report IEA (International Energy Agency)  terkait Roadmap Net Zero Emission (NZE) Indonesia di sektor energi, Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) akan memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi Indonesia, khususnya bidang industri,  pembangkit listrik dan transformasi bahan bakar.

Pada kegiatan usaha migas baik hulu maupun hilir migas, lanjut Tutuka,  proyeksi puncak emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 44 juta ton CO2e pada tahun 2030 karena peningkatan produksi untuk mencapai target 1 juta BOPD  dan  12 BSCFD. Sementara total emisi sampai 2060 diperkirakan sebesar 1149  juta ton CO2e di mana 659 juta ton CO2e dari hulu dan 490 juta ton CO2e  dari hilir.

“Berdasarkan studi yang telah dilakukan Lemigas dan studi lainnya,  Indonesia memiliki potensi storage sekitar 2 Giga Ton CO2 pada depleted  reservoir migas yang tersebar pada beberapa area dan sekitar 10 Giga  Ton CO2 pada saline aquifer di West Java dan South Sumatera Basin,” kata dia.

Hasil kajian lain yang dilakukan oleh ExxonMobil memperkirakan potensi storage jauh lebih besar yaitu sekitar 80 Giga Ton CO2 pada saline  aquifer, sementara dari hasil kajian Rystad Energy memperkirakan lebih  dari 400 Giga Ton CO2 pada reservoir migas dan saline aquifer  Indonesia.

Untuk mengeksplor lebih lanjut, saat ini Ditjen Migas sedang  menyiapkan tim untuk memetakan potensi potensi kapasitas CO2  storage di Indonesia yang melibatkan berbagai pihak  termasuk SKK Migas dan Pertamina.

Saat ini terdapat sekitar 15 proyek CCS/CCUS yang semuanya masih dalam tahap studi dan persiapan di mana sebagian ditargetkan untuk mulai beroperasi sebelum 2030. Proyek-proyek ini dilaksanakan oleh berbagai perusahaan hulu migas di mana sebagian  besar dilaksanakan oleh Pertamina dan melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak baik nasional maupun internasional.

Diantara proyek-proyek tersebut, Tangguh dan Gundih CCUS perkembangannya cukup  signifikan, di mana Tangguh EGR CCUS telah mendapatkan persetujuan POD, sementara Gundih CCUS berpotensi mendapat dukungan  pendanaan dari Jepang melalui skema Joint Crediting Mechanism. Selain  itu, Pilot Test Huff and Puff CO2 Injection di Lapangan Jatibarang, Indramayu. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.