Nelayan Perlu Pahami Manfaat Konversi BBM ke BBG

Yogyakarta, Pendistribusian paket perdana Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Tahun 2020 akan dilaksanakan bulan Oktober ini. Pemerintah mengingatkan perlunya peningkatan sosialisasi manfaat konversi BBM ke BBG bagi masyarakat, khususnya nelayan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang baik mengenai kegiatan tersebut.

"Beberapa hal yang menjadi pertanyaan masyarakat, antara lain apakah harganya (BBG/LPG) lebih mahal dari BBM. Kita harus memberikan pemahaman bahwa BBG ini lebih murah, aman dan ramah lingkungan. Ini semua harus kita sosialisasikan dengan baik kepada masyarakat nelayan," ujar Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Litigasi dan Keamanan Obyek Vital Nasional Yurod Saleh ketika menutup acara Rapat Koordinasi Rencana Pendistribusian Paket Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran Tahun 2020 di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Jumat (2/10) petang.

Tanpa adanya kesadaran dari nelayan mengenai manfaat Konversi BBM ke BBG, maka kegiatan tidak akan berjalan lancar dan berpotensi terjadi kerawanan akibat ulah pihak-pihak yang merasa terusik dengan adanya program ini.

"Ada pengalaman ketika saya ke daerah. Ada daerah yang (pelaksanaan konversi BBM ke BBG) berjalan kondusif, ada yang tidak kondusif karena ada sekelompok orang yang menjadi provokator bahwa gas itu sangat berbahaya. Karenanya masyarakat menjadi takut (menggunakan LPG). Barangkali ini pun harus diantisipasi oleh rekan-rekan," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Yurod juga menekankan pentingnya sinergi seluruh pihak agar pelaksanaan pendistribusian paket perdana konversi ini dapat berjalan baik.

Hal senada juga diungkapkan Tenaga Ahli Menteri Bidang Monitoring Infrastruktur sekaligus Kepala Unit Pengendalian Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Simon Himawan, dalam paparannya pada acara tersebut, Jumat (2/10) pagi.

Menurut Simon, secara ekonomi, konversi BBM ke BBG sangat membantu kesejahteraan nelayan. Penghematan biaya bahan bakar melaut yang diperoleh bisa mencapai hingga 80%. Oleh karena itu, Simon meminta agar nelayan dapat merawat bantuan ini dengan baik dan tidak menjualnya ketika mengalami kesulitan keuangan.

"Karena tujuannya untuk ekonomi bawah, (penting) bagaimana alat ini bisa dimanfaatkan secara berlanjut Jangan sampai alat dibagikan, setelah serah terima, barang sudah (dijual) di pasar. Perlu kerja sama seluruh pihak agar tujuan mulia ini tercapai," tambahnya.

Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden No. 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG (Liquified Petroleum Gas) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.

Paket yang dibagikan terdiri dari beberapa komponen yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 kg, as panjang dan baling-baling, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).

Kriteria nelayan yang menerima bantuan adalah memiliki kartu identitas nelayan, menggunakan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan, memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT) yang daya mesinnya di bawah 13 Horse Power (HP) serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.