Menteri ESDM Pimpin Upacara Hari Pertambangan dan Energi ke 70

Jakarta, Bertempat di halaman Kementerian ESDM, Menteri ESDM Sudirman Said memimpin upacara peringatan Hari Pertambangan dan Energi ke 70, Senin (28/9). Pada kesempatan ini, turut hadir mantan Menteri ESDM Ginanjar Kartasasmita dan Darwin Zahedy Saleh, para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian ESDM dan stakeholder sektor energi. Bertindak sebagai komandan upacara adalah Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Satry Nugraha.

Mengawali sambutannya, Sudirman Said mengatakan, peringatan Hari Jadi Tahun Pertambangan dan Energi merupakan upaya untuk mengenang perjuangan Arie F. Lasut, pahlawan kemerdekaan nasional di bidang pertambangan, yang gugur ditembak pasukan pendudukan Belanda karena keteguhan sikap dan pendiriannya. Pada September 1945, Presiden Soekarno menginstruksikan untuk mengambilalih instansi-instansi Pemerintahan dari Jepang. Lasut dan kawan-kawan terlibat dalam perjuangan pengambilalihan kantor pusat Chishitsu chosacho di Bandung dan lokasi pertambangan yang tersebar di daerah-daerah, yang diikuti dengan pembentukan Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG).

Lasut yang lahir di Kapataran, Lembean Timur, Minahasa, 6 Juli 2018 ini, bersama rekan sejawatnya mempertahankan Pusat Djawatan Tambang dan Geologi saat terjadi Agresi Militer Belanda. Desakan tentara Belanda membuat Lasut dan kawan-kawan mengungsi dengan membawa dokumen-dokumen pertambangan penting, berpindah-pindah dari Bandung, ke Tasikmalaya, Magelang hingga ke Jogjakarta.

Meskipun dalam suasana perang, Lasut masih berkesempatan membina kader dengan mendirikan sekolah di bidang pertambangan dengan kegeologian yang dibantu oleh beberapa pegawai pada tahun 1946 di Magelang dan Jogjakarta serta membuka cabang kantor Pusat Djawatan di Bukittinggi, Sumatera. Ia juga sempat melakukan penyelidikan geologi di beberapa tempat. Kemampuannya sebagai geologiwan telah ditunjukkan dalam laporannya yang berturut-turut tahun 1941,1943, 1944, 1945 dan 1948.

Lasut terus diincar Belanda karena pengetahuannya tentang pertambangan dan geologi di Indonesia, namun ia tidak pernah mau bekerja sama. Pada tanggal 7 Mei 1949, Lasut diculik dari rumahnya di Jogjakarta dan dibawa ke Pakem. Sekitar 7 km di utara Jogjakarta. Di sana ia ditembak mati. Atas jasa-jasanya tersebut, A.F. Lasut kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Lebih lanjut Sudirman mengungkapkan, situasi dan kondisi yang dialami saat ini jelas berbeda. Meski demikian, tetap diperlukan semangat rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Salah satu tokoh senior sektor energi yaitu Prof. Dr. Subroto, mengkhawatirkan Indonesia diambang krisis energi apabila tidak segera diambil tindakan. Hal tersebut memang tidak berlebihan karena di bidang eksplorasi dan produksi, produksi minyak kita terus mengalami penurunan. Selain lantaran lapangannya yang sudah tua, juga karena tidak ditemukannya cadangan baru.“Kondisi kelistrikan juga mengalami tantangan yang berat. Rasio elektrifikasi masih di bawah 90%, bahkan di bawah negara-negara tetangga,” tambahnya.

Sesungguhnya, lanjut dia, Indonesia memiliki potensi energi yang belum tergarap dengan baik yaitu energi baru terbarukan. Saat ini regulasi untuk mempercepat pemanfaatannya terus diperbaiki.

Konservasi energi merupakan upaya penghematan terhadap konsumsi energi. Biaya menghemat pemakaian energi jauh lebih murah dibandingkan biaya untuk membangkitkan energi dalam jumlah yang sama. Namun, budaya hemat energi belum menjadi kebiasaan di masyarakat dan dianggap hanya tugas dan urusan Pemerintah saja.

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi sektor ESDM, papar Sudirman, hanya mungkin dihadapi dengan tekad kuat, kerja keras dan pemikiran yang mendalam untuk memecahkannya. Masalah-masalah yang berat, pada umumnya hanya dapat diselesaikan jika pemecahannya didasari oleh idealisme yang tinggi.

“Dalam keadaan sulit, yang bekerja adalah idealisme. Dan saya bersama tim ESDM berkomitmen untuk mengembalikan idealisme itu ke dalam kementerian ini. Kita cari gagasan terbaik. Kita cari sumber pengetahuan terbaik, pikiran-pikiran terbaik untuk menata sektor ini,untuk sesuatu yang sifatnya jangka panjang,” tegasnya.

Mengawali proses pembenahan dalam satu tahun terakhir, seluruh jajaran Kementerian ESDM telah melakukan pelbagai upaya untuk mengatasi berbagai hal yang mendesak. Antara lain, menetapkan perubahan pola kebijakan subsidi, sehingga dalam 5 tahun ke depan subsidi energi akan menurun drastis. Nilai subsidi energi yang dalam kurun waktu 2004-2014 mencapai Rp 2.060 triliun. Untuk 5 tahun terakhir (2010-2014) sebesar Rp 1.340 triliun. Namun dengan perubahan pola kebijakan subsidi, dalam 5 tahun ke depan turun 53% menjadi Rp 704 triliun.

“Dengan penurunan anggaran untuk subsidi energi ini, maka Pemerintah mempunya ruang fiskal yang cukup besar untuk dialokasikan pada kegiatan lain, seperti peningkatan pembangunan infrastruktur energi. Hal ini diharapkan dapat mengejar kekurangan infrastruktur yang selama ini kita hadapi, untuk meningkatkan akses masyarakat pada energi,” jelasnya.

Peringatan hari jadi Pertambangan dan energi juga diisi dengan pertunjukan maching band AKA Migas Cepu dan ramah tamah. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.