Lifting Minyak 2017 Diusulkan 740-760 Ribu bph

Jakarta, Pemerintah mengajukan usulan lifting minyak bumi untuk tahun 2017 sebesar   740.000-760.000 barel per hari.  Sementara lifting gas bumi diusulkan  antara 1, 050 juta hingga 1,150 juta barel setara minyak per hari. Jadi total lifting migas diusulkan  antara  1,790 juta hingga 1,910 juta barel setara minyak per hari.

Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Sudirman Said dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR yang dipimpin Ketua Komisi VII Gus Irawan, Selasa (14/6), mengenai asumsi dasar  RAPBN 2017. Hadir mendampingi Menteri ESDM, Sekjen ESDM M. Teguh Pamudji, Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja, Dirjen Kelistrikan Jarman dan Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto serta Dirut PT PLN Sofyan Basir.

Dipaparkan Sudirman, penyebab penurunan lifting ini adalah MCL Cepu masih berada di periode puncak, sementara  lapangan lainnya semakin berumur dengan decline rate tahunan mencapai lebih dari 20%. Tantangan lainnya adalah mengembalikan laju program pengembangan setelah mengalami penundaan di tahun 2015-2016 akibat harga minyak dunia yang rendah. "Masa transisi Blok Mahakam juga sedikit banyak turut mempengaruhi, khususnya untuk profil penyaluran gas di tahun 2017," tambahnya.

Untuk menekan decline rate serta agar lifting migas dapat tercapai, maka di hulu migas, Pemerintah akan melakukan upaya mempertahankan jumlah pemboran sisipan, meningkatkan kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur dan optimasi fasilitas produksi. Selain itu, monitoring proyek pengembangan lapangan onstream tepat waktu.

"Upaya lainnya adalah efisiensi dalam pembiayaan kegiatan operasional dan investasi kapital, menyesuaikan dengan keekonomian masing-masing lapangan wilayah kerja hulu migas, optimalisasi lebih lanjut pada pemanfaatan gas bumi ke stakeholder domestik," tambahnya.

ICP tahun 2017 diusulkan antara US$ 35-40 per barel. Sudirman menjelaskan, ada optimisme harga minyak akan cenderung membaik karena beberapa aspek yaitu perkiraan  meningkatnya kembali permintaan minyak mentah dunia terutama dari negara-negara OECD, China dan India. Hal ini mengindikasikan mulai membaiknya pertumbuhan perekonomian global.

Faktor lainnya, masih adanya kecenderungan penurunan produksi minyak mentah dari negara-negara Non OPEC terutama di Laut Utara dan Amerika Utara sebagai akibat dari rendahnya harga minyak mentah dunia pada beberapa bulan terakhir serta adanya kecenderungan penurunan stok minyak mentah di negara-negara maju yang mengindikasikan adanya peningkatan kegiatan pengolahan minyak mentah dengan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut.

Sedangkan volume BBM bersubsidi diusulkan berkisar antara16,60 juta KL hingga 16,85 juta KL, terdiri dari Minyak Tanah sebesar 0,69 juta KL dan Minyak Solar 16-16,16 juta KL. Untuk volume LPG 3 kg, diusulkan 7,096-7,235 juta ton.  "Subsidi Minyak Solar diusulkan Rp 350-1.000 per liter ," tambah Sudirman.

Sementara subsidi listrik diusulkan Rp 43,21-60,53 triliun. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.