Lifting Gas Bumi Optimis Tinggi, Percepat Transisi Energi

Berita


Jakarta – Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Dadan Kusdiana dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI mengungkapkan optimisme terhadap capaian lifting gas bumi. Menurutnya, kondisi ini menguntungkan untuk percepatan transisi energi.

“Per sekarang data hulu yang kami terima, semua banyak terjadi di gas, meskipun minyak terus kita dorong. Optimisme lebih tinggi ke gas, sesuai dengan zamannya kita memerlukan kondisi bahan bakar yang emisinya lebih turun dan gas berada di sana, dan transisinya akan dilakukan untuk hal tersebut,” ungkap Dadan, Rabu (29/05).

Menurutnya transisi energi akan dilakukan secara bertahap, di mana saat ini diperlukan penggunaan gas sebagai penggerak transisi energi, sebelum akhirnya beralih ke energi bersih seperti Energi Baru Terbarukan (EBT).

Di hadapan anggota Dewan Komisi VII DPR RI, Dadan melaporkan realisasi lifting minyak bumi sampai dengan Maret 2024 sebesar 567,65 ribu barrel/hari atau mencapai 89,4% dari target APBN, dan lifting gas bumi mencapai 885,46 ribu barrel oil equivalent/hari atau mencapai 85,7% dari target APBN. Lebih lanjut, Dadan menyampaikan bahwa pada APBN 2024 lifting minyak bumi sebesar 635 ribu barrel/hari, dan lifting gas bumi sebesar 1.033 ribu barrel oil equivalent /hari.


Dalam mencapai target tersebut Dadan mengatakan perlu strategi dalam upaya meningkatkan produksi/lifting migas nasional, beberapa di antaranya adalah pertama, dengan Improving Existing Asset Value yakni melalui peningkatan kegiatan pengeboran pengembangan, workover, dan well services, serta mereaktivasi sumur-sumur idle. 

Berikutnya melakukan Transformation of Resources to Production melalui proses percepatan POD serta percepatan onstream proyek-proyek hulu migas, EOR dan Waterflood melalui percepatan proyek EOR seperti di Minas.

“Kemudian perlu juga dilakukan Exploration for Giant Discovery dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi di offshore, serta di laut dalam dan Indonesia bagian Timur, di mana terdapat temuan di Layaran dan Geng North pada tahun 2023,” imbuh Dadan.

Realisasi ICP Migas

Dalam agenda tersebut, Dadan juga melaporkan realisasi rata-rata ICP dari bulan Januari s.d Mei 2024 mencapai US$81,52/barel sedangkan rata-rata ICP pada periode tanggal 1 s.d. 30 April 2024 sebesar US$87,61/barel.


“Sesuai hasil Interdep pada Mei 2024, hingga akhir tahun 2024, perkiraan harga minyak mentah Indonesia berkisar US$77,00 s.d US$84,00/barrel. Adapun pada tahun 2025, perkiraan harga minyak mentah Indonesia adalah US$75,00 s.d US$85,00/barrel,” imbuhnya.

Dijelaskan Dadan, hasil benchmark untuk proyeksi tahun 2025 berdasarkan Short Term Energy Outlook EIA Amerika per 7 Mei 2024, harga WTI diperkirakan pada kisaran US$83,05/barrel, sedangkan Brent pada kisaran US$87,79/barrel. Adapun dari Pooling Reuters pada perbankan dan industri per 6 Mei 2024 didapati untuk harga WTI sebesar US$80,46/barrel, dan Brent sebesar US$84,62/barrel.

“Dinamika harga minyak dunia sangat sulit diduga, karena tidak hanya dipengaruhi faktor fundamental supply dan demand saja. Ada faktor-faktor lain yang turut memengaruhi harga minyak seperti pertumbuhan ekonomi global, inflasi, dan ketegangan politik di kawasan eropa timur dan timur tengah,” pungkas Dadan dalam laporannya.

 (RAW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.