Kolaborasi Bangun Budaya Keselamatan Migas: MWT Ditjen Migas KESDM dan Ditjen Binwas Kemnaker Kunjungi Pertamina EP Zona 1

Langkat, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan melakukan Management Walkthrough (MWT)  ke Lapangan  PT. Pertamina EP Zona 1 Field Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara, Kamis (8/6). Kunjungan ini bertujuan  meningkatkan komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan stakeholder, mengidentifikasi masalah dan kendala yang ada,  serta memberikan problem solving yang diperlukan guna mengurangi risiko-risiko kegagalan.

“Dalam MWT kali ini, kami berkolaborasi dengan Ditjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker. Kita sama-sama saling melihat, saling berkoordinasi. Kita sama-sama melihat langsung ke lapangan. Kita di sini untuk mengingatkan kembali terkait dengan budaya-budaya keselamatan. Selain itu, tujuan MWT ini yaitu solving problem juga dan mendengar perkembangan-perkembangan yang ada di lapangan. Beberapa hal, yang bisa kita action untuk improve, maka langsung kita improve,” kata Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra dalam sambutannya pada kunjungan tersebut.

Mirza berharap, melalui kolaborasi ini dapat menghilangkan gap atau dualisme pengaturan, mengingat pihak yang paling terdampak dari dualisme pengaturan ini adalah pelaku usaha.  Khususnya pelaku usaha hulu migas yang kegiatan eksplorasi dan produksi migas dengan tetap menjunjung tinggi aspek-aspek keselamatan.  “Kita benar-benar bahu-membahu dengan badan usaha, sebagai stakeholders kita untuk menjaga industri ini tetap aman, andal, layak, dan manusiawi,” tegasnya.

Dia menyadari bahwa membangun budaya keselamatan bukan hal yang mudah. Namun demikian, Pemerintah maupun pelaku-pelaku usaha terus berupaya membangun budaya keselamatan tersebut.  Salah satu contohnya, membiasakan sesuatu hal sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. “Sesuai dengan standar-standar yang ada. Kemudian, selalu aware terhadap bahaya yang ada di sekitar kita, menerapkan stop of work authority dan sebagainya. Ini mungkin ingredients awal. Tapi, tetap harus dibangun. Yang terpenting adalah komitmen top management,” ujarnya.

Mewakili Dirjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan, Koordinator Bidang Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pidana Tenaga Kerja Ditjen Binwasnaker dan K3  Agus Subekti,  mengapresiasi MWT ini, apalagi  Kemnaker turut dilibatkan untuk berperan serta aktif dalam peningkatan keselamatan migas.

Agus memaparkan, pada tahun 2020, angka kecelakaan kerja berjumlah 221.740 kasus. Kemudian pada tahun 2021,  meningkat menjadi 234.370 dan pada  2022, jumlahnya tercatat sebesar 265.334. Berdasarkan data tersebut, menjadi indikasi bahwa pelaksanaan K3 harus makin menjadi perhatian dan menjadi prioritas bagi dunia kerja di Indonesia.

“Untuk itu, kami mengajak dan mendorong terus kepada pengurus perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten sebagaimana ketentuan perundangan yang berlaku sehingga budaya K3 melekat pada setiap individu yang berperan serta di perusahaan dan terwujudnya peningkatan produktivitas kerja,” katanya.

Agus mencatat, ada sejumlah hal yang perlu dikoordinasikan atau dikerjasamakan dalam pembinaan dan pengawasan serta pengujian dan sertifikasi K3. Mencakup evaluasi menyeluruh secara nasional pelaksanaan K3 di subsektor migas; review dan penyelarasan/harmonisasi kebijakan, regulasi dan program K3 antara Kemnaker dan Kementerian ESDM.

Pada kesempatan yang sama, GM Pertamina EP Zona 1 Muzwir Wiratama  menyampaikan bahwa Pertamina EP Zona 1 memiliki semboyan yakni Safer, Faster, dan Better. “Kami menilai dengan kerja aman,  kami bisa bekerja lebih cepat. Kita bisa bayangkan Formula 1 itu olahraga yang high risk. Tapi kita lihat tingkat keselamatannya tinggi sekali. Tentunya dengan aman dan cepat, kita bisa bekerja lebih baik. Inisiatif Ngobrol Safety  dilakukan tiap hari dengan mengundang sejumlah mitra kerja, seperti kontraktor mobil. Kegiatan ini berupa sharing best practice di lapangan,” paparnya.

Area PT. Pertamina EP Zona 1 seluas 23.625 Km2, dengan membawahi delapan lapangan, yaitu Pangkalan Susu, NOS, Rantau,Siak, Lirik, Kampar, Jambi dan Jambi Merang, serta 3 TAC & KSO (TAC Telaga Said Darat, TAC Prakarsa Betung Meruo Senami Jambi, KSO PEP – Samudera Energi BWP Meruap), dengan total 3.278 sumur (sumur aktif 665 dan sumur injeksi 266). Produksi per tahun 2022 yaitu: oil 15.003 BOPD dan gas 145,06 MMSCFD

Khusus Pangkalan Susu Field terdapat 39 sumur produksi dan 9 sumur injeksi dengan produksi per 31 Mei 2023 sebanyak oil: 258 BOPD dan gas: 5,23 MMSCFD. Adapun fasilitas yang terdapat di Field Pangkalan Susu yaitu: 1 MGS & PP, 6 SP, dan 3 Test Unit. Terdapat 2 Hoist Rig dengan daya 250 HP dan 550 HP dan total man power sebanyak 63 pekerja serta jam kerja aman sebanyak 817.172 (s.d. Mei 2023).

Sementara itu,  Field Manager Pangkalan Susu Kuwat Riyanto berharap, MWT ini makin meningkatkan sinergi dengan stakeholder lain di industru hulu migas. “Kami harus mengedepankan aspek safety. Tentunya dengan helicopter view Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM, melihat fasilitas kami yang mature semua diharapkan kita memang harus compliance dengan standar yang telah ditentukan oleh pemerintah, oleh Ditjen Migas, harus kita penuhi semua,” ia menekankan.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan buku Atlas Keselamatan Migas Volume 4 dan Buku Tambang serta Poster keselamatan Migas dari Ditjen Migas kepada Pertamina EP Zona I dan kunjungan lapangan ke Main Gathering Station dan fasilitas pipa penyalur, dan diakhiri dengan diskusi mengenai Permen ESDM Nomor 32 Tahun 2021 berikut penerapannya terkait permasalahan fasilitas yang ada di Pangkalan Susu Field. (AFB/SAR)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.