Forum Komunikasi Keteknikan dan Lingkungan Migas Tahun 2015

Bandung, Untuk meningkatkan penerapan kaidah keteknikan yang baik dan aspek keselamatan lingkungan pada kegiatan usaha migas serta menciptakan kegiatan operasi migas yang aman, andal dan akrab lingkungan, Kementerian ESDM cq Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan Forum Komunikasi Keteknikan Migas dan Forum Komunikasi Lingkungan Migas di Hotel Clarity, Bandung. Acara yang berlangsung tanggal 20-21 Oktober 2015 ini, dibuka oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Naryanto Wagiminyang ditandai dengan pemukulan gong.

Forum Komunikasi Teknikan Migas dan Forum Komunikasi Lingkungan Migas tahun 2015 ini mengambil tema: Kolaborasi Dalam Mewujudkan Industri Minyak dan Gas Bumi yang Berkelanjutan di Indonesia. Sub tema untukForum Komunikasi Teknikan Migas adalah Carbon Capture and Storage (CCS) Pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi. Sedangkan sub tema untuk Forum Komunikasi Lingkungan Migas adalah Pencegahan, Penanggulangan dan Pemulihan Lingkungan Akibat Tumpahan Minyak pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Naryanto Wagimin dalam sambutannya mengatakan, industri migas terlalu besar untuk dapat dijalankan secara dominan oleh salah satu pemangku kepentingan. Industri, pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat harus berkolaborasi agar industri migas berkelanjutan dapat diwujudkan di Indonesia.

“Kegiatan industri migas yang berkelanjutan adalah kegiatan industri migas yang mengelola migas dengan cara bijaksana sehingga mampu menyediakan migas secara aman, ramah lingkungan, tersedia secara merata dan harganya terjangkau selama mungkin, sampai energi pengganti yang lebih baik tersedia,” papar Naryanto.

Dia meyakini, seluruh pihak berkomitmen mewujudkan kegiatan migas yang berkelanjutan. Namun demikian, dunia yang sangat dinamis menjadikan hal tersebut tidak dapat dengan mudah diwujudkan. Kelangkaan energi dapat mengganggu perekonomian, menimbulkan gangguan sosial dan ketidaknyamanan yang skalanya lebih besar dibandingkan masa lalu. Sebaliknya, masyarakat juga semakin menuntut industri yang semakin bersih.

“Dengan semakin kompleknya sistem penyediaan migas serta berubahnya media atau lokasi kita untuk mencari migas, menyebabkan resiko terjafinya kegagalan operasi, kebocoran dan tumpahan minyak meningkat. Oleh karena itu, kita memiliki kewajiban etis dan profesional untuk meningkatkan standar operasi agar lebih handal, aman dan bersih,” tambahnya.

Melalui forum ini, diharapkan stakeholder migas dapat meningkatkan upaya pencegahan sekaligus mengoptimalkan sistem tanggap darurat. Pengalaman dari kejadian di Montara dan Lapangan Macondo di Teluk Meksiko, perlu dijadikan rujukan untuk meningkatkan sistem yang dimiliki.

Sementara itu mengenai CCS, Naryanto menjelaskan, merupakan teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Teknologi ini juga dibutuhkan dalam pengembangan lapangan gas Natuna, juga dalam upaya memenuhi komitmen Indonesia dalam pembatasan emsii gas rumah kaca.

Indonesia telah cukup banyak melakukan kajian CCS. Beberapa studi kelayakan telah dikembangkan di Lapangan Merbau di Sumatera Selatan, Lapangan Jatibarang di Jawa Barat, Lapangan Gundih di Jawa Timur dan Lapangan Sangatta di Kalimantan Timur.

Sejalan dengan dilakukannya studi kajian CCS ini, Naryanto menekankan perlunya dipersiapkan dasar hukum, standardan regulasi teknis agar dapat menjadi kerangka kerja yang jelas bagi implementasi CCS.

Forum Komunikasi Keteknikan Migas dan Forum Komunikasi Lingkungan Migas merupakan wadah untuk berbagi pengalaman, pertukaran informasi dan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman badan usaha atau bentuk usaha tetap maupun usaha penunjang terhadap aspek keteknikan dan aspek keselamatan lingkungan migas serta forum diskusi antara pemerintah dan stakeholder sehingga tercipta koordinasi yang efektif.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain wakil dari Kyoto University, Institut Teknologi Bandung, SKK MIgas, Lemigas dan PT Pertamina, PT PLN dan perwakilan badan usaha pada keiatan usaha hulu dan hilir migas serta badan usaha penunjang migas. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.