Dirjen Migas: Indonesia Kembangkan Pilot Project CCS untuk Persiapkan Produksi Lapangan Gas Natuna

Jepang, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Wiratmaja Puja menyampaikan bahwa Indonesia sedang membangun kapasitas nasional Carbon Capture and Storage (CCS) dengan membangun Center of Excellence dan Pilot Project CCS di Gundih. Pembangunan Center of Excellence di bidang CCS diharapkan mampu mendorong penelitian kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga penelitian pemerintah dan industri untuk dapat menguasai dan mengembangkan teknologi CCS baik dari sisi penangkapan CO2, pengangkutan, penyimpanan dan pemanfaatannya.

Sedangkan pilot project di Gundih akan dikembangkan sebagai uji coba pendahuluan untuk mempelajari dalam praktek nyata aspek-aspek penangkapan CO2, pengangkutan dan penyimpanannya. Dari pilot project tersebut akan diteliti aspek teknis, manajemen dan pengaturan yang perlu dikembangkan. Hal ini disampaikan Wiratmaja saat diundang menjadi pembicara pada Simposium Internasional CCS yang mengambil topik: Present and Future of CCS yang dilaksanakan di Gedung JA-KYOSAI Building Conference Hall, Tokyo.

Lebih lanjut pada simposium yang dihadiri oleh lebih dari 60 peserta dari Jepang, Amerika, Indonesia dan negara lainnya, disampaikan oleh Dirjen Migas bahwa Indonesia mempunyai dua kepentingan dengan teknologi CCS. Pertama, sesuai dengan komitmen Indonesia adalah untuk turut menjaga stabilitas atmosfir dengan mengurangi gas rumah kaca sebagai mana dinyatakan oleh Presiden saat COP 21 di Paris. Teknologi CCS adalah salah satu teknologi yang diperlukan untuk memenuhi target menurunkan emisi GRK 29% dari skenario BAU secara mandiri atau 41% dengan dukungan komunitas internasional.

Kedua, Indonesia memerlukan teknologi CCS untuk memproduksikan lapangan-lapangan migas dengan kadungan gas CO2 atau gas pengotor lainnya yang tinggi. Menurutnya, lapangan gas Natuna dengan gas in place 222 TSCF dengan 70% kandungan CO2 memerlukan teknologi CCS untuk produksinya. Di samping itu, terdapat belasan lapangan lebih kecil dengan kadar gas pengotor yang tinggi. CO2 sangat prospektif untuk digunakan dalam proses EOR untuk lapangan-lapangan minyak di Indonesia di mana “oil in place” OIP masih cukup besar.

Disampaikan pula bahwa Indonesia telah mulai melakukan penelitian CCS dengan cukup serius dengan dukungan pendanaan atau kerjasama dengan ADB, JICA, Bank Dunia, pemerintah Inggris dan Norwegia. Telah dilakukan screening lokasi-lokasi lapangan minyak yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan CO2 dan juga lapangan-lapangan yang dapat dilakukan EOR dengan memanfaatkan CO2. Dikatakan juga Indonesia menyambut baik kerjasama dan kolaborasi dalam pengembangan teknologi CCS untuk kepentingan bersama.

Pada kesempatan tersebut Dirjen Migas juga menyampaikan perubahan paradigma pengelolaan energi di Indonesia. Dengan paradigma baru, Indonesia akan membangun infrastruktur energi secara masif khususnya di Indonesia bagian timur. Investasi yang diperlukan diperkirakan akan mencapai US$ 24.3 milyar. Indonesia mengundang investasi untuk sektor energi khususnya minyak dan gas bumi. Ditekankan juga bahwa Indonesia secara serius tengah memperbaiki iklim investasi dengan penyederhaan regulasi dan penerapan tata kelola yang baik di sektor minyak dan gas bumi.

Di samping menghadiri simposium, Dirjen Migas juga mengunjungi Terminal LNG Negishi (17/2) yang dioperasikan Tokyo Gas. Pada kesempatan tersebut Wiratmaja secara serius mendiskusikan pengembangan supply chain LNG oleh Tokyo Gas. Pada kesempatan peninjauan lapangan Wiratmaja sempat menyaksikan unloading LNG dari tanker LNG ke terminal, pengisian truk LNG yang digunakan untuk memasok industri atau konsumen yang tidak terhubung dengan pipa transmisi.

Pada hari Kamis (18/2) pagi sebelum simposium, Dirjen Migas mengunjungi kantor JFE untuk mendiksusikan perkembangan proyek-proyek gas dan perkembangan teknologi infrastruktur gas. Dirjen Migas diterima oleh Executive Vice President JFE Mr. Shigeki Tonooka dan tim. Sedangkan (18/2) sore mengunjungi kantor pusat Japan Cooperation Center, Petroleum untuk membicarakan peningkatan kerjasama training dan bantuan teknis. Dirjen Migas disambut oleh CEO JCCP Mr. Tsuyoshi Nakaidan seluruh pegawai JCCP. (IGSS)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.