Batam Menuju Kota Gas

Batam, Pemerintah berencana menjadikan Batam sebagai salah satu Kota Gas. Sejumlah infrastruktur gas akan dibangun di kota itu, antara lain jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga dan SPBG.

Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja didampingi Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Setyorini Tri Hutami dalam rangkaian kunjungan kerja ke Batam, Kamis (20/8), melakukan koordinasi dengan Pemda Batam terkait rencana Pemerintah menjadikan Batam sebagai kota gas. Pemerintah telah menugaskan PT PGN untuk membangun jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) sebanyak 4.000 sambungan rumah dan SPBG yang digunakan untuk menyalurkan gas ke seluruh lapisan masyarakat seperti kalangan industri, komersial, rumah tangga maupun sektor transportasi.

“Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, antara lain masalah ketersediaan infrastruktur, kemudian yang kedua adalah menyambungkan atau membangun infrastruktur jaringan gas ke seluruh Batam. PGN kita minta untuk mengembangkan jargas hingga ke seluruh pulau agar industri yang menggunakan Solar itu bisa pakai gas," kata Wiratmaja dalam pertemuan dengan Walikota Batam Ahmad Dahlan dan stakeholder lainnya.

Penggunaan gas bumi, jelas Wiratmaja, selain harganya lebih murah, juga menjadikan udara lebih bersih. Di kota yang telah menggunakan jargas, biaya perbulannya rata-rata hanya sekitar Rp 30-40 ribu. Sementara jika menggunakan LPG 3 kg, diperlukan sekitar 3-4 tabung atau Rp 80 ribu per bulan.

Sementara itu mengenai pembangunan SPBG, Wiratmaja mengharapkan badan usaha dan investor di Batam dapat bekerja sama dengan PGN untuk pembangunannya. Dukungan investor juga dibutuhkan untuk pengembangan jargas yang selama ini pembangunannya bersumber dari APBN dan dana sendiri oleh Pertamina dan PGN. Untuk membangun satu unit sambungan rumah, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 12-14 juta.

"Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak sehingga cita-cita menjadikan Batam sebagai Kota Gas dapat terlaksana. Dengan menggunakan gas di Batam artinya tidak perlu lagi mengimpor LPG dari Qatar, Timur tengah. LPG yang selama ini dipakai oleh masyarakat Indonesia sekarang 60 persen lebih impor dari Timur Tengah," paparnya. (NOK)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.