Bahas Tuntas Era Baru Migas, Mahasiswa Unila Antusias Sambut Migas Goes To Campus

Bandar Lampung, Migas Goes To Campus (MGTC) kembali digelar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Jumat (7/12). MGTC kali ini diselenggarakan di Universitas Lampung (Unila) dengan tema “Era Baru Migas Indonesia".

Sekitar 200 mahasiswa Fakultas Teknik Unila menyambut gembira acara ini. Dengan penuh semangat, mereka menyimak paparan mengenai kebijakan minyak dan gas bumi Indonesia tersebut yang disampaikan oleh Direktur Pembinaan Program Migas Soerjaningsih.

MGTC dibuka oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kerja Sama Universitas Lampung, Irza Sukmana, Ph.D. Dalam sambutannya, Irza menyambut baik penyelenggaraan MGTC di Unila serta berharap agar paparan yang disampaikan oleh Kementerian ESDM ini dapat menambah wawasan mahasiswa sekaligus menjadi bekal ketika telah terjun dalam dunia kerja nantinya.

"Atas nama Univeristas Lampung, kami  ucapkan terima kasih atas kunjungannya ke kampus. Alhamdulillah, mahasiswa kami rindu untuk mendapatkan masukan dari Ditjen Migas. Kita tahu, mahasiswa adalah insan yang senantiasa ingin memperbaiki ilmu, memperbaiki diri serta mempersiapkan diri menghadpi dunia kerja yang lebih nyata," kata Irza.

Direktur Pembinaan Program Migas Soerjaningsih dalam kesempatan ini menyampaikan paparan mengenai filosofi dasar pengusahaan migas, potensi migas Indonesia, kebijakan pengelolaan migas serta era baru kontrak hulu migas (gross split).

Cadangan migas Indonesia berdasarkan status 1 Januari 2017 mencapai 7,534,9 MMSTB. Sedangkan cadangan gas bumi Indonesia mencapai 142.72 TSCF.

Mulai tahun 2015, papar Soerjaningsih, kesenjangan antara produksi dan konsumsi migas nasional mulai terjadi dan diperkirakan terus akan semakin besar hingga tahun 2050. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terpaksa dilakukan impor yang tentunya menjadi beban bagi devisa negara. Untuk itulah, perlu dilakukan eksplorasi yang masif agar ditemukan cadangan migas baru.

Upaya menggenjot eksplorasi inilah yang masif diupayakan Pemerintah dengan mengundang investor. Hingga triwulan III tahun 2018, investasi sektor energi mencapai Rp 15,1 triliun.

“Untuk meningkatkan iklim investasi, pemerintah fokus kepada fasilitasi investasi, peremajaan skema investasi, penyesuaian perizinan yang menghambat investasi serta percepatan pengambilan keputusan strategis,”paparnya.

Di sisi lain, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah juga membangun infrastruktur secara masif. Sebanyak 56% anggaran Kementerian ESDM tahun 2018 ini, digunakan untuk membangun infrastruktur rakyat seperti jaringan gas kota (jargas), konverter kit LPG untuk nelayan, lampu tenaga surya hemat energi serta sumur bor untuk daerah sulit air.

Jaringan gas kota telah dibangun Pemerintah sejak 2009 dan hingga akhir tahun 2018 Pemerintah melalui APBN, total sambungan jargas diperkirakan mencapai 325.710 SR. Dengan menggunakan jargas, warga dapat menghemat pengeluaran bahan bakar untuk memasak hingga Rp 90.000 per bulan. "Selain itu, para ibu tidak lagi direpotkan harus mencari LPG ke warung ketika sedang memasak karena gas bumi tersedia 24 jam," kata Soerjaningsih.

Pemerintah juga melaksanakan Program Pembagian Konverter Kit  (Konkit) LPG Untuk Nelayan Kecil. Dengan menggunakan LPG, penghematan yang diperoleh Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari.

Tahun 2016, Pemerintah telah membagikan 5.473 paket konkit di 10 kabupaten/kota. Tahun 2017 sebanyak 17.081  paket di 28 kota/kabupaten dan pada tahun 2018,  dilaksanakan pembagian sebanyak 25.000 unit paket perdana konverter kit di 53 kabupaten/kota.

Sementara itu untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat, dilaksanakan Program BBM Satu Harga. "Diharapkan dengan program ini, pemerataan kesejahteraan masyarakat di wilayah timur dan barat dapat terwujud, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan)," ujar Soerjaningsih.

Sesuai peta jalan BBM Satu Harga, pada tahun 2017 telah beroperasi 57 lembaga penyalur serta 73 lembaga penyalur didirikan tahun 2018. Rencananya tahun 2019 dibangun 30 lembaga penyalur.

Terkait dengan kebijakan subsidi energi, Pemerintah membuat kebijakan subsidi yang tepat sasaran. Subsidi dialihkan untuk belanja yang lebih produktif. “Pada tahun 2012-2014, subsidi energi mencapai Rp 958 triliun. Sedangkan tahun 2015-2017, subsidi energi mencapai Rp 323 triliun. Subsidi energi dalam 3 tahun terakhir, dipangkas Rp 635 triliun atau 66% dibandingkan 3 tahun sebelumnya untuk belanja yang lebih produktif,” tambahnya.

Kontrak bagi hasil gross split

Khusus untuk hulu migas, sejak tahun 2017, Pemerintah memberlakukan Kontrak Bagi Hasil Gross Split yang merupakan suatu bentuk kontrak bagi hasil dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan prinsip pembagian gross produksi tanpa mekanisme pengembalian biaya operasi.

Pertimbangan Pemerintah mengganti Kontrak Bagi Hasil Cost Recovery adalah karena banyaknya distorsi pada sistem ini, terutama dari segi proses yang banyak memakan waktu.

Skema gross split memiliki tiga prinsip utama, yaitu certainty, simplicity, dan efficiency. Prinsip certainty memberikan parameter insentif jelas dan terukur sesuai dengan karakter atau tingkat kesulitan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi.

"Sementara prinsip simplicity, mendorong bisnis proses Kontraktor Hulu Migas (K3S) dan SKK Migas menjadi lebih sederhana dan akuntabel sehingga sistem pengadaan (procurement) yang birokratis dan perdebatan yang terjadi selama ini menjadi berkurang," jelas Soerjaningsih.

Adapun prinsip efficiency, mendorong para kontraktor migas dan industri penunjang migas untuk lebih efisien sehingga lebih mampu menghadapi gejolak harga minyak dari waktu ke waktu.

Kontrak bagi hasil gross split mendapat sambutan baik dari investor. Hingga saat ini, sebanyak 30 kontrak kerja sama gross split telah ditandatangani. Pada lelang sebelumnya yaitu tahun 2015-2016 dengan menggunakan bagi hasil cost recovery, tidak ada wilayah kerja (WK) yang laku.

Migas Goes to Campus merupakan agenda rutin Ditjen Migas KESDM sejak tahun 2015 dan telah diselenggarakan di berbagai universitas seperti Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia. MGTC diharapkan dapat menjadi jembatan Pemerintah dengan civitas akademisi untuk menentukan kebijakan yang baik dan adil dalam pengelolaan migas Indonesia.

Tak hanya diisi dengan kuliah umum, acara jg dimeriahkan dengan kuis serta hadiah menarik bagi mahasiswa yang berhasil menjawab pertanyaan narasumber. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.