Jakarta, Pemerintah kembali mengefisienkan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 133 triliun. Dari total pemangkasan tersebut, Kementerian ESDM akan memangkas anggaran sebesar Rp 900 miliar. Khusus untuk Ditjen Migas, penghematan anggaran membuat beberapa program infrastruktur migas digeser ke tahun depan, seperti pembangunan tangki LPG di Indonesia bagian Timur.
Menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, Selasa (9/8), beberapa infrastruktur yang masih belum memulai konstruksi, pembangunannya digeser ke tahun depan. Seperti Front End Engineering Design (FEED) untuk pembangunan tangki LPG di Ambon, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua ditunda pembangunannya menjadi tahun 2017. Sedangkan infrastruktur lainnya yang sudah dimulai pembangunannya, tetap diteruskan.
“Seperti jaringan gas (jargas), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), pipa, untuk nelayan, penyebaran LPG (ukuran tabung 3 kg ) itu tidak ditunda,” ujar Wirat.
Dia menjelaskan, investasi untuk nilai LPG tidak dapat disamaratakan karena pada setiap lokasi ukuran dan kapasitasnya berbeda-beda, sekitar Rp 40-50 miliar. “Tergantung lokasi dan ketersediaan lahan,” tambah Wirat. (AN)