Amankan Pasokan, Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG 3 Kg di 21 Kabupaten

Jakarta, Untuk memastikan pasokan LPG bersubsidi bagi untuk masyarakat miskin dan usaha mikro aman, PT Pertamina menggelar operasi pasar LPG 3 kg secara serentak di 74 titik yang tersebar di 21 kabupaten dan kota yaitu MOR I wilayah Sumatera bagian Utara, MOR III wilayah Jawa bagian Barat dan MOR V di wilayah Jawa bagian Timur. Terdapat sebanyak 69 agen dan SPBU yang terlibat dalam operasi pasar LPG 3 kg kali ini.

“Operasi pasar kali ini kami lakukan secara serentak langsung di 74 titik untuk memastikan bahwa stok LPG 3kg aman untuk memenuhi tingkat permintaan masyarakat. Untuk selanjutnya, kami akan terus lakukan evaluasi berdasarkan kondisi riil di masyarakat berdasarkan realisasi dari operasi pasar ini. Yang terpenting adalah agar masyarakat pengguna LPG 3 kg tenang dan bisa memperoleh LPG 3kg bersubsidi itu dengan mudah dan harga normal,” kata VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir dalam siaran pers, Kamis (5/3).

Dalam operasi pasar ini, Pertamina menggelontorkan sebanyak 37.700 tabung LPG 3 kg atau setara dengan 113,1 MT. Sebanyak 2.320 tabung disalurkan di Binjai, Sumatera Utara, 8.960 tabung di Jabodetabek, sedangkan 23.520 tabung untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan 2.900 tabung di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Operasi pasar ini merupakan kelanjutan dari operasi pasar sebelumnya yang digelar di beberapa kabupaten/kota di wilayah Jawa bagian Barat. Namun, berdasarkan evaluasi hasil penyaluran operasi pasar yang telah dilakukan tersebut, realisasi pembelian LPG 3 kg oleh masyarakat sangat rendah.

“Sebelumnya kami juga telah melakukan beberapa kali operasi pasar di beberapa titik menindaklanjuti informasi atau keluhan masyarakat, akan tetapi realisasi pembelianLPG 3 kg ternyata sangat rendah, rata-rata hanya sekitar 10% dari tabung yang kita sediakan. Kesimpulan kami, pasokan LPG 3 kg di masyarakat sudah sangat cukup sehingga isu-isu kelangkaan adalah aksi para spekulan yang ingin ambil untung dengan menaikkan harga,” kata Ali.

Hal ini mengingat bahwa sifat komoditas LPG sangat berbeda dibanding komoditas bahan kebutuhan pokok seperti beras atau minyak goreng. Jika ada operasi pasar minyak goreng atau beras, biasanya tingkat penyerapan masyarakat masih tetap tinggi karena keduanya bisa disimpan, sedangkan LPG, jika belum habis maka masyarakat tidak akan bisa membeli karena tidak ada tabung yang dapat ditukarkan. (TW)

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.